SOLO, MENARA62.COM — Kuliah tujuh menit (kultum) adalah sarana berbagi ilmu, melatih diri menyampaikan sesuatu kepada orang lain, dan meningkatkan minat baca. Itu sebabnya, Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas Dwi Jatmiko di Solo, Jawa Tengah, Rabu (21/3/2018), meminta agar guru dan karyawan di SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, berkultum.
Jatmiko mencontohkan, program Sekolah Pendidikan Karakter Berbasis TIK, SD Muhammadiyah 1 Ketelan, Surakarta, Jawa Tengah.
“Berkultum, agenda wajib bagi guru dan karyawan setiap pagi mulai hari Senin sampai Kamis pukul 07.00 WIB, sedangkan hari Jum’at adalah Jum’at Qur’ani pukul 06.30 WIB. Ada satu guru/karyawan yang harus berkultum di depan teman sejawat. Tempatnya di ruang kantor guru,” tuturnya.
Jatmiko menceritakan, contoh guru berkultum Selasa (20/03/2018) lalu adalah Dra Ishayati.
“Guru berkultum dimulai pukul 07.00-07.10. dilanjutkan membaca al Qur’an dan info sekolah dari ibu Kepala Sekolah Sri Sayekti SPd MPd atau ibu bapak pimpinan yang lain,” ujarnya.
Menurut Jatmiko, guru atau karyawan yang terjadwal berkultum pasti membuka dan membaca buku, meringkas, dan menyampaikan kepada orang lain.
Dalam kesempatan itu, Ustazah Dra Ishayati menyampaikan hebatnya Rasulullah menjelaskan tentang kesehatan. “Sembuhkan sakit hatimu, maka akan sembuh seluruh tubuhmu,” ujarnya.
Ada orang yang punya sakit hati yang benar-benar kronis. Benci banget? Dendam banget? Nggak suka banget? Sedih Banget? Kecewa banget? Semua itu dianggap serius, sampai sakitnya berdampak pada tubuh. Begitu muncul dalam bentuk penyakit kanker, diabetes, sakit jantung, baru diatasi. Dan yang diatasi pun hanya permukaannya saja. Diatasi dengan operasi, obat Herbal. Pasien, bertahun-tahun bahkan seumur hidup, kemo, radiasi. Semua yang membuat sel-sel tubuh luluh lantak.
Tapi akar masalahnya, menurut Ishayati, tidak diatasi. Akar masalahnya adalah hati yang sakit, dan semakin rusak. Kemudian merusak seluruh jaringan tubuh. Darah tetap dibiarkan asam. Kondisi tubuh asam. Pikiran tetap stress, jiwa tak tenang.
“Dendam masih banyak. Kecewa masih berlanjut. Benci masih kuat. Secara Tidak Langsung, Kita Membunuh Diri Sendiri, Serius? Ingat Rasulullah SAW pernah berkata : “Ada segumpal daging yang jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Dan kalau ia buruk maka seluruh tubuh akan buruk. Itulah hati,” ujarnya.
Seharusnya hati, menurut Ishayati, selalu dalam kondisi indah dan baik. Selalu ikhlas, menerima ketentuan Allah, bersyukur, tulus berbagi, dan bahagia bersama. Seperti anak yang selalu bahagia dan tertawa, Seperti itulah kondisi hati kita seharusnya. Pada saat kita sudah tak lagi seperti itu, itulah saat penyakit muncul. Dan deteksi dini harus dilakukan. Akar permasalahan harus diatasi.
“Tanda hati bersih dan suci adalah : Selalu bahagia atas kebahagiaan orang lain. Selalu semangat berbagi tanpa pamrih. Selalu Ridha dengan segala ketentuan yang Allah berikan untuk kita. Termasuk saat kita dimusuhin? Dibenci? Gak apa. Berarti Dosa kita, jadi ada yang tanggung Di dzalimi? Wah, ini dia saatnya doa-doa kita tak ada batasnya dengan Sang Pemberi, Pengasih Penyayang. Allah Arrahmaan Arrahiim,” jelasnya.
”Kultum memang waktunya relatif singkat, hanya sekitar tujuh menit saja. Tetapi, Al Hamdulillah, mampu memberikan banyak inspirasi dan kekuatan bagi warga sekolah untuk mendorong gerak dan laju Perguruan Muhammadiyah,” terangnya.