SOLO, MENARA62.COM – Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta memiliki cara tersendiri dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek sesuai dengan amanat Kurikulum 2013.
Melalui pembelajaran aktif, siswa akan melakukan aktivitas 5M, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan (saintifik).
Wali Kelas 2B, Dwi Suparwanto mengatakan, membuat karya imajinatif tiga dimensi menggunakan bahan alami dengan tepat, sekaligus anak mengetahui kegunaan dan manfaat dari bahan alami daun kelapa, daun mangga, daun singkong, dan daun pepaya.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 141 siswa, 4 wali kelas 2ABCD, di antaranya Ani Rahmawati, S.Pd, Dwi Suparwanto, S.Pd, Siti Zakiyah Rakhamawati, S.Pd, Kustinah Purwani, S.Pd dengan Subtema 2 Pengalamanku di sekolah.
“Project-based learning dijadwalkan setiap hari Rabu, anak belajar imajinatif 3 dimensi, salah satunya buat anyaman cangkang ketupat. Apalagi di era industri 4.0, generasi kita sudah jauh tertinggal dengan hal-hal seperti ini, mereka lebih memilih yang instan. Bahkan bisa dihitung jari saja, orang-orang yang bisa menganyam ketupat,” urainya, Rabu (15/1/2020).
Salah seorang murid, Gibran mengaku senang bisa diajarkan menganyam ketupat. Menurutnya, selama ini hanya melihat orang tuanya menganyam saat lebaran akan tiba, di hajatan tertentu dan tahu kupat.
Cara membuatnya, gulung satu sisi janur sampai tiga kali, ambil sisi janur satu lagi, buat kedua gulungan saling bersilangan, ambil satu ujung, masukkan ujung janur yang sudah diputar ke belakang dan teruskan anyaman sampai ke bawah.
Pihak sekolah berharap, praktik anyam ini bisa berlanjut di rumah masing-masing. Partisipasi orang tua dalam pengembangan anaknya jauh lebih penting.
Senada dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Jatmiko memaparkan Project-based learning juga memiliki potensi yang besar untuk membuat pengalaman belajar yang menarik dan bermakna bagi siswa.
Dalam project-based learning yang diterapkan mampu mengembangkan kompetensi peserta didik menjadi lebih aktif di dalam belajar, dan banyak keterampilan yang berhasil dibangun dari proyek di dalam kelasnya.
“Tidak hanya gudang prestasi tetapi PBL diperkuat yang muaranya mampu membangun keterampilan tim, membuat keputusan kooperatif, pemecahan masalah kelompok, dan pengelolaan tim. Keterampilan-keterampilan tersebut besar nilainya ketika sudah memasuki lingkungan kerja dan merupakan keterampilan yang sukar diajarkan melalui pembelajaran tradisional,” pungkasnya.