27.2 C
Jakarta

SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya Gelar Nobar Film Nyai Ahmad Dahlan

Baca Juga:

SURABAYA, MENARA62.COM– Sebanyak 1.762 siswa terdiri dari siswa kelas 1 hingga kelas 6 beserta guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) gelar nonton bareng (nobar) film Nyai Ahmad Dahlan (NAD). Nobar yang digelar di Cinema XXI Surabaya tersebut untuk romongan pertama belangsung Senin (28/8).

Kegiatan nobar film NAD tersebut mencatat Mudipat sebagai pembooking tiket terbanyak se-Indonesia.

“Sementara itu, booking tiket terbanyak dilakukan Mudipat dengan nilai total pembelian tiket mencapai Rp 62 juta,” kata Penanggungjawab Cinema XXI Wilayah Surabaya, Mirza Kegiatan nobar tersebut dibagi menjadi dua hari atau gelombang. Gelombang pertama hari ini, Senin (28/8/2017), sejumlah 812 siswa kelas 1-3 beserta guru dan karyawan Mudipat telah menonton film yang disutradarai oleh Olla Aja Adonara tersebut di 4 theatre. Sementara besok, Selasa (29/08/2017), giliran 950 siswa kelas 1-3 beserta guru dan karyawan Mudipat akan menyesaki Cinema XXI di mall yang sama dan menggunakan 5 theatre.

Hari ini kegiatan nobar dimulai pukul 09.00 hingga pukul 12.30 (dua keloter). Istimewanya di luar studio berkenan hadir Ust. Abu Taqi pemeran KH. Muhammad Sudjak (murid dan sahabat terdekat KH. Ahmad Dahlan) yang merupakan salah satu tokoh pendiri Muhammadiyah yang ikut berjuang bersama Kyai Dahlan, Suami Nyai Ahmad Dahlan membesarkan Muhammadiyah sejak berdirinya pada 1912 silam.

“Nyai Ahmad Dahlan adalah pribadi perempuan tangguh yang patut dijadikan teladan oleh kaum perempuan Indonesia. Film ini sangat edukatif dan sangat keren. Ini film yang indah, mendidik, menghibur, menyenangkan. Merekam pula sejarah perjuangan keislaman dan kebangsaan menuju kemerdekaan Indonesia,” ungkap Ust. Abu Taqi.

Wakil Kepala SD Mudipat Ust. Muhammad Syaikhul Islam MHI memimpin para penonton untuk menyanyikan Mars ‘Sang Surya’ Muhammadiyah sebelum pemutaran film dimulai.

“Dengan menyaksikan film Nyai Ahmad Dahlan, kami berharap para siswa bisa mengambil pelajaran tentang sejarah perjuangan berdirinya Aisyiyah. Tentang bagaimana seorang Nyai Walidah berjuang memperjuangkan hak perempuan,” pungkas Ust. Syaikhul Islam. (mly)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!