SOLO, MENARA62.COM — SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo Rayakan Milad ke-19. Mereka, merayakan dengan mengadakan kegiatan bakti sosial di Dukuh Tapan Desa Cangkol Kecamatan Plupuh Sragen, Rabu (13/3/2019).
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian milad ke-19 sekolah tersebut. Dalam bakti sosial ini, SD Muhammadiyah PK Kottabarat bekerjasama dengan Lazismu Solo.
Panitia menyiapkan 150 paket sembako dan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga setempat. Sebelum pembagian sembako dan pemeriksaan kesehatan dilakukan, diadakan pengajian umum, dengan menghadirkan ustaz Wahyu Widodo, guru Al Islam SD Muhammadiyah PK Kottabarat.
Nursalam, kepala SD Muhammadiyah PK Kottabarat menyampaikan, bakti sosial ini merupakan bentuk rasa syukur sekolah yang sudah memasuki usia 19 tahun.
“Kami bersyukur bahwa di usia ke-19 tahun ini SD Muhammadiyah PK Kottabarat semakin menudapatkan kepercayaan masyarakat Solo dan sekitarnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan berbagi ini merupakan hasil uang infak siswa melalui program filantropi cilik. Kegiatan ini bekerjasama dengan Lazismu Solo. Uang tersebut, tiap hari dimasukkan ke dalam “kencleng surga” berupa kaleng layaknya celengan.
Program filantropi cilik melalui “kencleng surga” ini, merupakan salah satu program unggulan Lazismu Solo. Melalui program ini, siswa dilatih untuk menyisihkan sebagian uang sakunya untuk diinfakkan. Hasil dari pengumpulan kencleng tersebut, salah satunya disalurkan melalui kegiatan bakti sosial.
Kepala desa Cangkol, Suwandi menyambut baik kegiatan bakti sosial tersebut. Ia merasa berbahagia dan bersyukur atas kepedulian dari SD Muhammadiyah PK Kottabarat.
“Warga dukuh Tapan ini sebagian besar adalah petani penggarap, jadi mereka hanya buruh yang menggarap lahan,” ujarnya.
“Kami atas nama warga masyarakat Cangkol menyampaikan terima kasih atas kegiatan bakti sosial ini,” katanya.
Marinem, salah satu warga desa Cangkol merasa terbantu dengan pembagian sembako tersebut. Ia juga mengikuti pemeriksaan kesehatan gratis. “Saya tadi cek gula darah dan kolesterol,” ujar nenek yang kesehariannya bekerja sebagai petani tersebut.