27.6 C
Jakarta

SDKI 2017 Diharapkan Mencerminkan Kemajuan Pembangunan Kependudukan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Pemerintah akan menggelar Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia (SDKI) 2017. Diharapkan dari survei tersebut akan tercermin berbagai indikator keberhasilan pogram KB yang belakangan sangat gencar digalakkan kembali oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

“SDKI tahun 2002 – 2003 mencerminkan bahwa angka TFR atau total fertility rate masih 2,6 per wanita usia subur. Tahun ini kami berharap sudah terlihat hasilnya. Maksimal 2,3,” kata Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty, pembukaan Pelatihan Instruktur Nasional SDKI 2017,  Rabu (05/04/2017).

Selain itu, persentase pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) diharapkan sudah mencapai angka  66,0 persen (semua metode), persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need) sebesar 9,91 persen dan  angka kelahiran pada kelompok usia (age-specific fertility rate/ASFR) 15-19 tahun sebesar 38 kelahiran per 1.000 wanita.

Kemudian median usia kawin pertama wanita 21 tahun, dan meningkatnya pengetahuan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) pada masyarakat luas.

Sasaran-sasaran tersebut lanjut Surya sebagian merupakan barometer keberhasilan pelaksanaan Program KKBPK pada periode 2015-2019.  Dan banyak diantaranya akan tercermin dari penghitungan hasil survey yang akan dilaksanakan oleh jajaran BPS, yaitu SDKI 2017.

“Tentunya kita tidak ingin mengulang kembali kegagalan hasil dua SDKI sebelumnya, yaitu SDKI tahun 2007 dan 2012, ketika TFR secara nasional stagnan pada angka 2,6 anak per wanita sejak SDKI 2002-2003,” imbuh Surya.

Diharapkan pelaksanaan kegiatan pelatihan bagi instruktur nasional ini dapat berjalan sesuai jadwal, hingga masing-masing peserta dapat memahami hakekat pelaksanaan SDKI.

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, SDKI adalah survei yang dilaksanakan dengan tujuan utama untuk menyediakan informasi secara rinci tentang penduduk, keluarga berencana, dan kesehatan. Data yang dihasilkan SDKI diharapkan akan dijadikan rujukan dalam melakukan evaluasi terhadap pencapaian pembangunan bidang kependudukan, keluarga berencana, dan kesehatan di Indonesia, ujar Surya.

Program Kependudukan,  Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang dilaksanakan BKKBN, berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia agar menjadi modal pembangunan yang memiliki daya saing dalam menghadapi bonus demografi, globalisasi, dan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pelayanan KB diberikan dengan memperhatikan siklus usia reproduksi sementara Program Pembangunan Keluarga menggunakan pendekatan siklus kehidupan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!