SUMATERA BARAT, MENARA62.COM – Dewasa ini tata kelola pariwisata di Indonesia belum dilakukan secara baik di sebabkan banyak faktor, antara lain; pertama, kreatifitas sumber daya yang masih terbatas dalam mengelola pariwisata; kedua, infrastruktur pariwisata yang belum representatif sehingga belum mampu menarik wisatawan; ketiga, seni budaya masih bersifat amatiran sehingga belum mampu menjadi daya tarik wisatawan.
Untuk itu diperlukan ikhtiar yang lebih serius dengan menggunakan keunggulan wisata dan keraifan lokal seperti; memanfaatkan keindahan alam yang hijau, pegunungan yang memanjakan pandangan, kata wisatawan dari Arab Saudi “masyaallah, subhanallah; kedua, kenikmatan kuliner yang has masakan minang.
Hal ini disampaikan dalam Peresmian Hub Wisata Halal Keluwarga AR Sutan Mansur oleh karena itu perlu penguatan dalam bentuk edukasi kepada masyarakat agar memiliki daya tarik untuk mengajak masyarakat melakukan wisata di Sumatera Barat, antara lain Sungai Batang, Majinjau Kabupaten Agama. Karena itu kerjasama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan Bank Indonesia telah berhasil membangun ikon wisata yang memiliki daya tarik seperti museum.
Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan sapaan Buya Hamka ialah seorang ulama dan penulis ulung yang sudah terkenal hingga ke penjuru negeri hingga dunia internasional. Tempat kelahiran Buya Hamka ini harus mampu meningkatkan daya tarik karena letak yang strategis di desa Sungai Batang, Minangkabau di tepian Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
turut hadir Yose Rizal ketua Yayasan AR Sutan Mansur berharap agar dapat produktif untuk UMKM halal, Sementara itu Ketua Lembaga Wakaf MUI Lukmanul Hakim mengungkapkan bahwa Buya Hamka, AR Sutan Mansur Ahmad Rasyid Sutan Mansur Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah ke-6. Lahir di Maninjau pada 15 Desember 1895, nama kecilnya adalah Ahmad Rasyid Mansur.
Namanya berubah menjadi Ahmad Rasyid Sutan Mansur setelah kelak dirinya menikahi putri gurunya yang sekaligus juga kakak perempuan Buya Hamka, Fatimah. Negara yang besar yang menghormati Pahlawan sebagaimana Buya Hamka.
Kita harus merawat pariwisata dengan menggunakan ikon tokoh nasional agar dapat merasakan pentingnya tokoh untuk melanjutkan dakwah. Dr. Hariadi Darmawan wakil Direktur Politeknik Pariwisata Bandung mendukung pariwisata ramah dan halal.
Sampai saat ini belum ada etalase produk UMKM yang halal. Perlu di kembangkan secara online. Tempat wisata bagus tapi belum ada wisatawan. Karena itu wisata lokal harus diperkuat. Dinas Pariwisata Sumbar Luhur 14.662 wisatawan dari Riau, Jabar, DKI, dan lain lain. Jadi peluang bisa tumbuh berkembang. Potensi dua muslim lebih dari 2 M.
Sumbar rendang ketiga 338 desa wisata di Sumber. Berengding buya Hamka kuat 77 % dari Malaysia. Potensi umroh sumbar hampir 15.000. Berharap Pusat edukasi, informasi wisata rumah muslim.
Wakaf Produktif
Buya Amisyah menegaskan agar keberlanjutan wakaf bisa terjaga, maka diperlukan sekema; pertama, Cash wakaf lingked Depostito (CWLD) yang aman karena nilai pokok tersimpan dalam Lembaga Keuangan Syariah Penerima Wakaf Uang (LKSPWU).
Yang di gunakan wakaf margin dari hasil Deposito misalnya 1 juta nilai Deposito x satu juga orang maka total satu triliun menghasilkan wakaf 5O M dengan margin 5 persen dengan hak operasional Nazhir 10 persen dari hasil Deposito.
Dalam kesempatan yang sama dinas Pariwisata Kabupaten Agam Dedi Asmar mengatakan dukungannya kepada MUI yang telah membuat wisata halal. Deputi BI resmikan halal Turisme Hub pertama di Indonesia. Kebijakan ekonomi syariah seperti wisata halal untuk penguatan keuangan syariah. Tahun 2025 Indonesia Pusat halal dunia. Â Akhirnya di tutup dengan pantun:
Jalan-jalan kemaninjau singgah sebentar di sungai batang
Lihatlah luas bukit terbentang
Untuk wisata tumbuh berkembang
Perkuat Kerjasama dengan Perguruan Tinggi
Untuk memenuhi ketersediaan SDM petugas pariwisata dapat berkolaborasi dengan salah satu perguruan Tinggi Fakultas Pariwisata Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB) dengan visi menjadi Fakultas Pariwisata yang memiliki daya saing dengan mengedepankan kearifan lokal dalam pembinaan IMTAQ dan pengembangan IPTEK. Adapun misi nya antara lain; pertama, mengoptimalkan penyelenggraan pendidikan dengan mengedepankan prinsip kearifan lokal dalam meningkatkan mutu; kedua, meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan penelitian berbasis perkembangan ilmu pengetahuan dengan memperhatikan keragaman bentuk keararifan lokal dalam dunia kepariwisataan.