YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Ghufron Mustaqim Sekretaris Jenderal Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) sekaligus Wakil Ketua LP UMKM PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan grassroot non-profit terbesar di dunia.
“Berdasarkan data publik yang saya dapatkan dari CNBC, aset Muhammadiyah saat ini mencapai angka 400 trilliun rupiah atau USD 27 Billion,” sebutnya.
Kemudian, sambung Ghufron, berdasarkan data yang saya miliki dari LQ45 atau perusahan-perusahaan terbesar di Indonesia yang masuk di bursa saham, rasio market cap dan banyaknya aset, dimana variannya agak banyak, mulai 1-60. Nilai ini untuk mengestimasikan nilai Muhammadiyah apabila Muhammadiyah divaluasi seperti perusahaan.
“Saya ambil yang konservatif saja, karena variaannya tadi banyak, 1-60 multiplayernya. Saya hanya ambil 10 kali multiplayer. Dengan sekali multiplayer, total aset Muhammadiyah yang sebanyak USD 27 Billion tersebut itu akan berakhir dengan hitungan market cap Muhammadiyah senilai USD 270 Billion,” paparnya.
Ia menyebut, ini yang menjadikan Muhammadiyah sebagai grassroot non-profit salah satu yang terbesar di dunia.
“Begitupun jika saya bandingkan dengan data-data perusahaan yang masuk di LQ45 yang terdiri dari perusahaan-perusahaan terbesar di Indonesia, market cap Muhammadiyah adalah hasil kombinasi dari 12 perusahaan terbesar di Indonesia. Dari BCA, BRI, Bank Mandiri, Telkom, Astra, BNI, Unilever, Indofood Alfamart, BSI Syariah, dll,” imbuhnya.
Semua itu, jelas Ghufron, jika dijadikan satu, itu baru senilai dengan Muhammadiyah. Ketika market cap ke 12 perusahaan besar tersebut digabung jadi satu, itu baru equivalen dari market cap Muhammadiyah yang senilai USD 270 Billion tersebut.
“Jika kita sering kenal istilah 9 naga, maka naga terbesar itu adalah Muhammadiyah. Jadi kalua ada istilah 9 naga yang menguasai ekonomi Indonesia, naga terbesar itu ada di sini,” tuturnya.
Bahkan, sekalipun dibandingkan dengan perusahan multinasional, sebut Ghufrin, Muhammadiyah ternyata lebih kaya dari mereka yang hadir di puluhan bahkan ratusan negara di dunia. Seperti Chevron, Nestle, Toyota, Shell, Alibaba, dll.
“Saya menyampaikan ini agar kita bersyukur sekaligus percaya diri. Jangan sampai kader maupun pengusaha-pengusaha Muhammadiyah itu punya mental inferiority complex. Karena Muhammadiyah yang kita miliki bersama, kalau diukur dengan ukuran materi, adalah naga terbesar di Indonesia,” tegasnya.
Dirinya menyebut, inilah Muhammadiyah yang kita miliki. Muhammadiyah yang kita besarkan.
“Oleh karena itu teman-teman, dari hitungan ini, yang insyah Allah akurat, kita harus semakin percaya diri bahwa Muhammadiyah tidak hanya berkarya di level Indonesia tapi harus berkarya di level global,” tandas Ghufron Mustaqim.
Serikat Usaha Muhammadiyah (SUMU) menggelar Kopdar Nasional Pengusaha dari tanggal 21 sampai 22 September 2024 di SM Tower Malioboro, Yogyakarta.
Acara ini dihadiri oleh hampir 200 pengusaha-pengusaha dari berbagai wilayah dan daerah di Indonesia. (*)