SOLO, MENARA62.COM — Sekolah Berkualitas Karena Kepala Sekolah Paham Mengelolanya. Demikian antara lain pemikiran yang disampaikan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta Sri Sayekti SPd MPd dalam workshop pengimbasan pendidikan dan pelatihan pelaksanaan kurikulum 2013, PPK, literasi dan praktik baik sekolah. Workshop ini diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Surakarta.
Menurut Sayekti, peran kepemimpinan pembelajaran amat penting dalam meningkatkan kualitas kemampuan kepala sekolah dan guru di SD Rujukan.
Workshop ini diikuti 30 peserta, dan diadakan disela waktu libur kepala sekolah dan guru SDN dan Swasta. Kegiatan itu dilakukan di Aula SD Muhammadiyah 1, Selasa (18/12/2018).
Sayekti menjelaskan, Kepemimpinan perubahan sebuah upaya untuk menciptakan sebuah revolusi dalam perubahan organisasi, sehingga membawa perubahan yang menjadikan semua komponen dalam organisasi itu menyatu dan saling berempati untuk membawa perubahan yang dibuat agar lebih bermanfaat dan memiliki nilai positif terhadap organisasi.
Sedangkan karakteristik kepemimpinan perubahan memiliki visi dan strategi, nilai baru, strategi dan aksi.
“Untuk itu kita harus membedakan dua tipe kepemimpinan, pemimpin transaksional dan transformasional,” terangnya.
Menurut Sri Sayekti, pemimpin transaksional bertindak sebagai sumber inisiasi dan inspirasi dengan mendayagunakan penghargaan dan sanksi. Sisi lain pemimpin transaksional, mengembangkan pengaruh melalui komunikasi dan interaksi dengan staf sehingga kedua pihak berinisiatif meningkatkan motivasi dan moral.
“Kepemimpinan pembelajaran merupakan prioses mengintegrasikan dan membimbing pendidik, tenaga kependidikan, meningkatkan kompetensi pendidik-tenaga kependidikan, mengembangkan kurikulum, dan melaksanakan penelitian tindakan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran,” jelasnya.
Dia menegaskan, kepala sekolah mempunyai peran meningkatkan kualitas pendidikan.
“Kepala sekolah mempunyai tugas untuk memimpin dan mengelola. Karena sekolah yang maju adalah sekolah yang mempunyai kepala sekolah yang paham dalam mengelola sekolah,” ujarnya.
Perempuan kelahiran Surakarta, 13 April 1971 ini menjelaskan, pentingya kepemimpinan pembelajaran untuk mempengaruhi seorang guru menjadi lebih baik dan sekolah berdaya mutu.
“Muaranya mampu berkontribusi sangat signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, memfokuskan kegiatan warganya untuk menuju pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah. Akhirnya, membangun komunitas belajar warga dan menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar,” ujar Sri Sayekti yang menyitir peribahasa, dimana ada kemauan, disitu ada jalan.