TEMANGGUNG, MENARA62.COM — Kelangkaan mubalig dan dai yang semakin memprihatinkan, dirasakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Temanggung yang diketuai oleh Zaenal Mutaqien dan jajarannya. Untuk mengatasi kelangkaan mubalig tersebut, dibuatlah terobosan baru yang diharapkan mampu mengembangkan syiar dakwah dalam menghadapi kemajuan zaman dan kemajuan bidang informasi.
Sekolah Dai yang menjadi program unggulan majelis tablig, diwajibkan kepada semua cabang di Kabupaten Temanggung mengirimkan utusannya untuk dibina dan dibekali ilmu pengetahuan agama secara matang dan visioner.
Para pemateri yang berasal dari berbagai ahli dibidang agama, akan memberikan ilmunya kepada para siswa dan berkesinambungan. Para dai yang ada di Temanggung yang didominasi oleh para sesepuh dan pinisepuh, saatnya kesinambungan mereka diteruskan dakwahnya oleh para muda yang ada saat ini. Melalui program Sekolah Dai, diharapkan Muhammadiyah Kabupaten Temanggung mempu mencetak para dai muda yang mampu meneruskan perjuangan dan syiar para dai yang usianya tergolong sudah lanjut.
Asy’ari Muhadi, ketua PDM Kabupaten Temanggung membuka peresmian Sekolah Dai perdana yang berlangsung pada Jumat (26/3/2021) di lantai tiga Gedung Dakwah PDM Temanggung di jalan Kowangan kota. Semua utusan cabang yang mengutus peserta terbaiknya dari kalangan anak-anak muda memenuhi isi ruangan yang disiapkan oleh Majelis Tablig. Dalam sambutannya, Asyari Muhadi menyampaikan pesan agar selama sekolah dai berlangsung untuk mengikuti kegiatan dengan sungguh-sungguh dan sampai tuntas agar ilmu yang didapat bermanfaat bagi umat.
Senada dengan Asy’ari, Zainal Mutaqien, ketua Majelis Tablig mengimbau juga agar kegiatan yang berlangsung bisa dipraktikkan sesuai dengan keadaan dan kondisi dan jangan hanya sebagai sebuah ilmu pengetahuan dan catatan-catatan semata.
Sekolah Dai angkatan pertama yang baru dimulai pada Jumat (26/3/2021) dan akan berlangsung selama satu semester disambut baik oleh remaja dengan penuh serius. Latar belakang pendidikan peserta sekolah dai yang mayoritas sudah tamat sekolah lanjutan atas dan selesai pendidikan di atasnya, menjadi catatan tersendiri bagi majelis tablig Kabupaten Temanggung dalam menyelenggarakan kegiatan tersebut.
Para pemateri yang usianya masih muda-muda dan mempunyai keahlian ilmu di bidang agama, menjadikan suasana di kelas interaktif dan menyenangkan.
“Saya tertantang untuk serius mendalami ilmu agama bersama teman-teman sekelas dan diberi kesempatan belajar, karena waktu tidak bisa berulang,” ucap Ragil Cahyo Wibisono, ketua kelas angkatan pertama. Potensi zakat yang ada dan belum tergarap dengan baik di Temanggung selama ini, melalui Sekolah Dai dan dakwah para siswa, Insyaallah kesadaran masyarakat untuk berzakat menjadi lebih baik. (A Khamid, MA Almatera)