28 C
Jakarta

Sekolah Sebagai Basis Pengkaderan Muhammadiyah

Baca Juga:

BENGKULU, MENARA62.COM— Sekolah Sebagai Basis Pengkaderan Muhammadiyah. Pendidikan yang digagas oleh Kyai Dahlan adalah pendidikan yang mengintegrasikan nilai – nilai agama Islam dan Ilmu pengetahuan, jauh sebelum ada perdebatan Islamisasi Ilmu pengetahuan, kyai Dahlan 107 tahun yang lalu sudah mempraktekannya.

Lalu apa nilai dasar pendidikan yang dibangun Kyai Dahlan 107 tahun yang lalu, dan masihkah relevan nilai dasar tersebut untuk mendidik generasi milenial saat ini? Inilah pemikiran yang disampaikan Arif Jamali Muis dalam seminar Pra Muktamar di Universitas Muhammadiyah Bengkulu, Jumat (7/2/2020). Arif Jamali Muis adalah Wakil Ketua LPB PP Muhammadiyah sekaligus Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pertama nilai – nilai agama Islam, menurut Arif Jamali, Kyai Dahlan mendidik para murid–muridnya di Kauman Yogyakarta berlandaskan pada nilai–nilai ajaran Islam. Hal yang menarik, Kyai Dahlan tidak hanya mengajarkan ajaran Islam yang berhenti pada kekuatan ibadah dan kesalehan individu para muridnya.

“Lebih dari itu Kyai Dahlan mengajarkan Islam yang solutif dalam menyelesaikan persoalan kehidupan masyarakat. Islam yang “organik” atau Islam fungsional yang diajarkan oleh Kyai Dahlan terlihat jelas dalam metode pembelajaran surat Al-‘Asr ayat 1 – 3 atau surat Al Ma’un ayat 1–7 yang diajarkan berbulan–bulan, agar nilai–nilai ayat Al-Qur’an tersebut tertanam dalam karakter para muridnya,” ujarnya.

Lihatlah pidato Suja’ murid Kyai Dahlan dalam acara Kongres Muhammadiyah tahun 1920, menurut Arif Jamali, banyak orang diluar Islam (bukan orang Islam) yang sudah berbuat menyelenggarakan rumah panti asuhan. Tempat ini, untuk memelihara mereka si fakir, dan kanak-kanak yatim yang terlantar dengan cara sebaik–baiknya. Penyediaan tempat ini, hanya terdorong dari rasa kemanusiaan, tidak merasa bertanggungjawab dalam masyarakat dan tanggungjawab disisi Allah kelak di kemudian hari.

“Kalau mereka dapat berbuat karena berdasarkan kemanusiaan saja, maka saya heran sekali kalau umat Islam tidak dapat berbuat. Padahal agama Islam adalah agama untuk manusia, bukan khalayak yang lain. Apakah kita bukan manusia?” ujarnya.

Menurut Arif Jamali, terlihat jelas bagaimana kyai Dahlan berhasil menanamkan, bahwa beragama itu tidak semata–mata ritual ibadah, tetapi berfungsi untuk kemaslahatan umat manusia. Dengan ungkapan pertanyaan yang sangat reflektif, yaitu padahal agama Islam adalah agama untuk manusia, bukan khalayak yang lain. Apakah kita bukan manusia?. Landasan nilai – nilai agama inilah kemudian hari kita kenal dengan pendidikan karakter.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!