Matahari telah memupuskan diri pada malam. Tim ekspedisi baru turun dari kebuh teh yang sejuk dan memesona. Azan Magrib berkumandang dan malam pun tiba. Kami tiba di tempat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pagaralam saat orang-orang beranjak hendak menuju masjid di sekitar gedung tempat kami memarkir dua mobil oranye. Kami pun ikut beranjak ke masjid untuk menunaikan salat Magrib bersama warga sekitar.
Air wudu membasahi wajah kami yang sedikit lelah. Kami satu persatu bergantian memasuki masjid Baitul Makmur bersama warga di sana. Kami pun salat berjemaah bersama mereka. Usai salat berjemaah, kami bertanya pada beberapa orang di antara mereka mengenai warga Muhammadiyah juga mengenai PDM Kota Pagaralam. Mereka pun bertanya kami siapa dan dari mana. Kami pun menceritakan dan menjelaskan perjalanan dan kedatangan kami ke kota itu. Mereka pun mengajak kami berbincang-bincang sejenak guna mendengarkan beberapa kisah dan perkembangan Islam dan Muhammadiyah di Kota Perjuangan itu.
Curahan Hati di Masjid Baitul Makmur Pagaralam
Usai salat Magrib kami berbincang dengan tetua Masjid Baitul Makmur yang juga ikut berjemaah malam itu. Awalnya kami hanya bertanya kondisi masyarakat sekitar dan perkembangannya. Setelah mereka tahu tujuan kami, mereka pun mengajak kami duduk bersama di dalam masjid itu dan berbincang beberapa hal mengenai kondisi masyarakat saat itu.
Para sesepuh begitu bahagia dengan kehadiran kami. Mereka menyambut dengan senyum dan dada yang lapang. Beragam sapaan kami terima dan beragam canda tawa kami rasakan. Beberapa saat kami menyiapkan perangkat untuk merekam dan mendokumentasikan curahan hati mereka pada kami.
Malam menjadi saksi atas curahan hati para sesepuh di masjid itu. Kami terharu mendengarkan segala cerita dan perjalanan masyarakat sekitar yang hingga kini tetap berkembang. Mereka juga menyampaikan banyak hal mengenai perkembangan Muhammadiyah dan PDM di kota itu. Kami mendengarkan dan menyaksikan secara saksama curahan hati para sesepuh malam itu. Tanpa terasa, Isya memanggil kami dan mereka lewat laungan suara azan di masjid Baitul Makmur sesaat sebelum mereka menyudahi curahan hatinya. Kami pun beranjak dan mohon pamit pada mereka. Mereka menyampaikan banyak hal juga pesan pada kami sebelum kami bertemu dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pagaralam. Dengan senyum dan salam, kami pun meninggalkan masjid Baitul Makmur dan berjalan kaki menuju lokasi PDM Pagaralam yang hanya berjarak beberapa puluh meter saja.