25.5 C
Jakarta

Selamat Jalan dr Joserizal

Baca Juga:

Suatu pagi di akhir tahun 1999, saya mendapat perintah dari kantor untuk menghubungi dr Joserizal Jurnalis. Ia bersama tim kemanusiaan akan berangkat ke Ambon, untuk membantu korban konflik Ambon. Mereka akan berangkat dengan bendera Mer-C.

Ketika dijumpai di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, dr Joserizal tampak sibuk menyiapkan keberangkatan. Setelah agak santai, saya pun mendekat dan memperkenalkan diri. Itulah perkenalan pertama, dan kemudian menjadi pertemanan yang cukup akrab hingga agak lama tidak terdengar kabarnya pada tahun lalu.

Saya pun, diizinkan untuk berangkat bersama dr Joserizal bersama rombongan Mer-C untuk ke Ambon. Kami pun berangkat keesokan harinya, dengan menumpang pesawat Hercules milik TNI AU. Berangkat dengan rombongan dokter, dan sejumlah jurnalis dari beberapa media di Jakarta.

Begitu tiba di Ambon, tim dokter yang dipimpin dr Joserizal langsung bergerak membantu korban konflik. Sementara, rombongan jurnalis bergerak kearah yang berbeda, setelah sebelumnya sempat mengikuti kerja tim Mer-C.

Kabar duka

Tadi pagi, di grup media sosial, saya mendapat kabar dr Joserizal Jurnalis, pendiri Mer-C meninggal dunia. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun telah berpulang ke rahmatullah malam ini, 20 Januari 2020, pukul 00.20, di ruang ICVCU RS Harapan Kita.

Teringat, perjumpaan terakhir dengan dr Joserizal, merupakan perjumpaan tidak sengaja dirumah seorang anggota DPR dari PAN, yang ternyata masih kerabatnya.

Rasanya, saya kehilangan seorang seorang sahabat, senior, dan lawan diskusi yang punya pikiran tajam. Ia juga menjadi teladan yang saya kagumi, karena keberpihakkannya. Ia pun tak pernah punyarasa takut.

dr Joserizal, berpulang ke rahmatullah dalam usia 56 tahun (11 Mei 1963 – 20 Januari 2020). Dengan keahliannya sebagai spesalis bedah orthopedi (bedah tulang) lulusan Fakultas Kedokteran UI, selalu menyambut saya dengan tangan terbuka. Bahkan, sempat membuat otokritik terhadap almamaternya, almamater saya juga namun beda fakultas.

Pasca konflik Ambon, saya selalu mengikuti aktivitas Mer-C, meski tidak bisa bergabung bersama mereka. Selain Ambon, Tim Mer-C berangkat membantu korban konflik di Mindanao, Philipina, Afghanistan, Irak, bahkan juga mereka pergi ke Gaza, Palestina. \

Rumah Sakit

Di Gaza, ia menginisiasi pendirian Rumah Sakit Indonesia. Sebuah rumah sakit yang lengkap dan megah, serta cukup membanggakan. Rumah Sakit Indonesia di Gaza ini, merupakan salah satu rumah sakit terlengkap di Palestina.

Dari segi fisik, bangunannya tidak semua diatas permukaan tanah. Tetapi, ada satu lantai bawah tanah. Bangunan ini sengaja didesain seperti itu, untuk digunakan saat kritis dan mengevakuasi korban. Ini sebagai antisipasi, jika dua lantai diatasnya diserang bom.

Rumah sakit ini di design oleh arsitek seorang arsitek yang juga mendesain masjid Tazkia Sentul City.

Kisah yang cukup menegakkan bulu roma, adalah saat pembangunan rumah sakit itu dimulai. Dr Joserizal yang membawa puluhan tenaga konstruksi dari Indonesia, sempat terkepung oleh serangan zionis Israel. Mereka saat itu, sedang berada di dalam rumah sakit yang sedang dalam proses pembangunan. Yang luar biasa, meskipun mereka terkepung, namun mereke keukeh untuk menyelesaikan pembangunan rumah sakit yang sudah dimulai. Mereka tidak meminta dipulangkan ke Indonesia. Bahkan, mereka menyatakan siap syahid demi Islam, demi Palestina, demi al Aqsho, demi rumah sakit yang sangat dibutuhkan di Palestina…

Air mata ini tak terasa mengalir,… semoga amalmu diterima Allah SWT. Selamat jalan dr Joserizal…

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!