PASURUAN, MENARA62.COM — Semarak Milad Muhammadiyah di Pasuruan. Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Pasuruan mengadakan resepsi milad Muhammadiyah, Selasa (14/1/2020) bertepatan 19 Jumadil Akhir 1441 H.
Acara resepsi dikemas sangat meriah dan berhasil membangkitkan antusiasme warga Muhammadiyah pada khususnya serta masyarakat Kota Pasuruan pada umumnya. Rangkaian demi rangkaian terlaksana secara runtut. Diawali dengan prosesi peletakan batu pertama pembangunan gedung asrama di pondok pesantren SPEAM Kota Pasuruan.
SPEAM membangun untuk negeri, sangatlah tepat untuk diangkat sebagai tema prosesi peletakan batu pertama pembangunan gedung asrama pondok SPEAM putra. Rutinitas kegiatan pagi para santri berlangsung seperti biasa. Hanya saja pagi ini, nampak lebih istimewa.
Keistimewaan tersebut tentu dikarenakan prosesi peletakan batu pertama tersebut, dihadiri Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, serta Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pasuruan. Acara ini tentu layak diberi label sebagai hajat besar, karena dalam prosesi tersebut dihadiri lebih dari 200 orang. Mereka turut menjadi saksi peletakan batu pertama. Susunan acara selanjutnya adalah resepsi Milad Muhammadiyah di gedung serbaguna P3GI Kota Pasuruan.
Dalam pra acara milad Muhammadiyah di gedung serbaguna P3GI yang terletak di Jl Pahlawan Kota Pasuruan, dilantik pula Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM). AMM terdiri dari Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Pasuruan. Dengan dibacakannya ikrar sebagai simbol kesediaan dalam mengemban amanah, maka AMM dapat diakui secara resmi dapat menjalankan programnya dengan tanggungjawab.
Rasa bangga dirasakan seluruh AMM kota Pasuruan. Karena momentum yang bersejarah ini, disaksikan oleh ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan sekitar 500 tamu undangan lainnya.
Menggugah
Resepsi Milad Muhammadiyah ke-107, dibuka dengan khidmat oleh lantunan ayat suci al – Qur’an, yang kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya. Paduan suara yang membuat hati bergetar, menambah kenikmatan saat menyanyikan kedua lagu itu. Menggugah hati warga Muhammadiyah pula, Muhammadiyah sebagai gerakan yang turut mendukung kemerdekaan Indonesia. Tentu, ini menambah rasa syukur kita kepada Allah SWT yang telah berfirman dalam QS. Ali Imron ayat 104, sehingga dapat menggerakkan hati KH Ahmad Dahlan untuk membangun organisasi sebagai pergerakan agama dan bangsa.
“Muhammadiyah Gerakanku”, tertulis dalam lirik lagu Sang Surya.
Abu Nashir, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Pasuruan dalam sambutannya menceritakan dengan sangat detail tentang sejarah pendirian Muhammadiyah di Kota Pasuruan. Menurutnya, pelopor pendirian tersebut yaitu Pulungan, Anwar Katsir, Yoso Dirono dan Saleh Djambek. Sehingga pada tanggal 28 Oktober 1957, Muhammadiyah resmi berdiri di Pasuruan.
Abu Nashir juga mengupas cara kerja Muhammadiyah selama ini. “Muhammadiyah dalam diam bekerja dan bekerja dalam diam,” katanya.
Pada nyatanya, menurutnya, Muhammadiyah memang tidak diam dalam menanggapi dan memecahkan permasalahan global tentang dunia. Hanya saja, pergerakan Muhammadiyah yang halus, membuat Muhammadiyah tampak diam, dan diam-diam telah menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri.
Kemudian diselingi dengan penandatanganan prasasti oleh Plt. Walikota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo ST. Ia meresmikan gedung Ibnu Sinna, yaitu ruang belajar SD Al – Kautsar.
Dalam sambutannya, Raharto menyampaikan dengan semangat. Tak hanya badannya yang gagah, pesannyapun membuat Muhammadiyah Kota Pasuruan ingin terus berkembang dan lebih agresif dalam gerakan memajukan umat. Ia menginginkan Muhammadiyah terus berdakwah, dan tak boleh berkecil hati. Muhammadiyah harus terus bersinergi dengan pemerintah dan baur membaur untuk kesejahteraan rakyat.
Dr Sukadiono yang mewakili Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, memberi apresiasi pada Dr KH Saad Ibrahim MA juga. Menurutnya, Pimpinan Muhammadiyah Kota Pasuruan menjadi salah satu pimpinan yang progresif dalam segala kegiatan dakwah Islam. Ia juga berharap, PDM kota Pasuruan bisa meningkatkan programnya dibidang kesehatan.
“Dimulai dari klinik, kemudian rumah sakit yang bisa membantu sebagian besar masyarakat, di Pasuruan khususnya,” ujarnya.
Sambutan singkat itu menjadi sebuah pesan khusus yang bisa memberi motivasi besar bagi PDM kota Pasuruan dalam gerakan dakwah selanjutnya. Rumah sakit bisa menjadi aset investasi jangka panjang bagi PDM kota Pasuruan.
Penampilan
Pada acara selingan, diisi oleh salah satu siswa SD Al -Kautsar yang membawakan lagu laskar pelangi dengan suara emasnya. Dan dilanjutkan penandatanganan prasarti gedung Abu Bakar SD Al-Kautsar oleh Prof Dr KH Haedar Nashir MSi, Ketua Umum PP Muhammadiyah, serta penyerahan buku yang dikarang oleh salah satu guru SPEAM kepada Ketua PP Muhammadiyah dan Ketua PW Muhammadiyah yang diwakili.
Refleksi yang tak singkat, juga diungkapkan Haedar Nashir untuk seluruh warga Muhammadiyah. Ia menjabarkan tema milad kali ini “107 tahun Muhammadiyah mencerdaskan kehidupan bangsa”.
Menurut kamus, cerdas adalah tajam pemikiran dan akal budi. Ini berarti Muhammadiyah melakukan usaha yang memajukan pikiran bangsa Indonesia. Prof Taufiq Abdullah mengungkapkan, salah satu isi dalam pembukaan UUD 1945 “mencerdaskan kehidupan bangsa” adalah usulan dari beberapa tokoh Islam, salah satunya adalah Ki Bagus Hadikusumo yang saat itu menjadi anggota PPKI.
Haedar juga menceritakan tentang sejarah kemerdekaan Indonesia yang masih berkesinambung dengan gerakan Muhammadiyah. Indonesia yang merupakan kesepakatan dari beberapa tokoh Islam pula. Hal ini dibuktikan dari diubahnya tujuh kata pada sila pertama Pancasila. Kemudian digantikan oleh ide yang kelima “ketuhanan” dengan tambahan kata “yang maha Esa”.
Haedar juga berharap, Indonesia bisa menjadi Daru asy-Syahadah, yaitu rumah saksi bagi kita semua. Indonesia harus menjadi negara maju. Itu berhubungan dengan Muhammadiyah sebagai gerakan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena Muhammadiyah memiliki landasan Islam yang membawa misi mencerdaskan peradaban, melalui wahyu Allah yang pertama, iqro’. Kata peradaban menuju al – munawwaroh, yaitu pencerah. Pencerah yang dimaksud adalah Islam yang berdakwah dengan berlandaskan al – Qur’an dan Sunnah, dapat menjadi pembaharuan dalam berfikir bebas dan menyeimbangkan kehidupan dengan peradaban yang semakin maju.
Ia juga mengutip pesan KH Ahmad Dahlan kepada muridnya “kamu boleh menghafal, kamu boleh memahami dan mengerti, tetapi selama kamu tidak mengamalkan, kamu tidak akan bisa faham”. Pesan ini, telah menjadi pertimbangan dan pandangan bagi bangsa dan generasi muda kedepannya. Indonesia membutuhkan generasi yang berakhlaq, bukan hanya mahir dalam teori dan unggul dalam nilai. Maka itu yang dikatakan tidak faham.
Milad Muhammadiyah ke-107 diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh ketua MUI kota Pasuruan. Semua warga yang hadir menengadahkan tangannya, seraya menunduk rendah dihadapan Allah. Berharap acara ini bisa membawa manfaat kedepannya bagi umat dalam gerakan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penulis: Nurul Mawaridah dan Arrum Jihan