29.2 C
Jakarta

Semarakkan Ramadhan 1444 H, Desainer Nina Nugroho Luncurkan Koleksi Monomega dengan 8 Looks

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Menyemarakkan Ramadhan 1444 H, desainer ternama Nina Nugroho mempersembahkan koleksi terbarunya dengan tema Monomega. Koleksi-koleksi Monomega tersebut disajikan dalam gelaran Ramadhan Runway 2023 yang dilaksanakan di Kota Kasablanka, Sabtu, (14/4/ 2023).

Monomega sendiri terinspirasi dari motif batik Megamendung khas Cirebon. Monomega menghadirkan busana dengan motif printing megamendung dalam warna monokromatik, hijau, hitam, coklat susu, marun  dan lumeria yang unik.

Motif megamendung sendiri memiliki makna filosofi yang tinggi. Megamendung adalah salah satu motif batik yang purwa (tua) di Cirebon. Motif ini telah ada sejak sebelum Cirebon ada, baik sebagai pedukuhan (kampung) maupun sebagai institusi kerajaan.

Secara makna dan filosofi, megamendung artinya pertanda turunnya hujan. Hujan merupakan keberkahan yang turun dari langit guna memberikan manfaat untuk seluruh kehidupan di bumi.

Megamendung juga memiliki filosofi bahwa seorang pemimpin atau imam, harus turun ke bawah mengayomi dan memberikan manfaat untuk rakyatnya.

“Saya berharap para wanita yang mengenakan busana Monomega ini akan mampu tampil sebagai seorang pemimpin yang mampu mengayomi dirinya dan lingkungan kerja tempat ia berkarya dan juga dunia di sekitarnya. Mengayomi dalam hal ini juga mampu bertahan dalam kondisi apapun. Selalu bersikap bijaksana, seperti awan yang mendung dan menyejukkan suasana,’’ tutur Nina Septiana, sang desainer.

Makna lain dari megamendung adalah bahwa setiap manusia harus dapat menahan amarah pada dirinya pada saat dalam kondisi terpuruk, sedih dan tertekan. Nina Nugroho merilis koleksi Monomega sebagai penanda #lahirkembali, setelah berhasul bangkit dari pandemic.

Filosofi megamendung tersebut juga representasi semangat dari Nina Nugroho untuk bangkit dari keterpurukan paska pandemi  yang juga dihadang oleh resesi global. Disini keberdayaan perempuan pelaku usaha kembali diuji. Tantangan terbesarnya adalah bagaimana  industri fashion dapat dimaksimalkan. Demi ketahanan ekonomi, bukan hanya dilingkungan terkecil di sekitar kehidupannya, tetapi lebih luas lagi, sebagai bagian dari upaya ketahanan ekonomi bangsa..

“Sebagai upaya bangkit dari keterpurukan akibat pandemi dan  bijak menghadapi resesi global inilah  Nina Nugroho hadir dengan busana  Idul Fitri ‘Monomega’. Sebuah ajakan agar dapat #berdayadalamkemenangan. Karena makna berdaya  dan kemenangan (mengendalikan diri/hawa nafsu) sendiri sangat lekat  pada diri seorang perempuan,” urai Nina Septiana, lagi.

Upaya untuk #lahirkembali tentu juga menjadi bagian penting dari konsumen Nina Nugroho yang merupakan para professional, pemimpin di bidangnya masing-masing. Ini juga merupakan ajakan untuk berdaya bersama-sama rayakan dalam kemenangan. Menang melawan pandemic, menang melawan hawa nafsu setelah sebulan penuh berpuasa.

Selain makna filosofi yang melekat pada motif megamendung, Nina yang lahir dan besar di Cirebon juga mengamsalkan, pemilihan motif ini sebagai bagian dari upaya untuk kembali ke asal. Tak melupakan asal muasal dan turun membangun daerah dimana dilahirkan dan dibesarkan. Menjadi bagian penting dari sejarah tanah dimana seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

Koleksi Monomega kali ini terdiri dari 8 looks yang ditampilkan. Menggunakan bahan premium soft silk yang yang nyaman dan terlihat anggun saat dikenakan. Terdiri dari shirt, tunik dengan paduan pipe pants dan kullot, juga midi dengan padanan skirt serta dress. Dilengkapi dengan outer yang menambah kesan mewah dan elegan koleksi  Monomega ini.

Aksesori berupa kancing Swarovski baik di manset maupun di ujung kerah, menjadikan koleksi ini tampak mewah dan menawan

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!