SAMARINDA, MENARA62.COM -Keluarga menjadi lingkungan sosial pertama yang memperkenalkan cinta kasih, moral keagamaan, sosial budaya dan sebagainya. Keluarga juga menjadi pertahanan utama yang dapat menangkal berbagai pengaruh negatif dari dinamika sosial yang ada. Pengaruh negatif yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara dinamika eksternal dan internal dalam komunitas yang bersentuhan dengan sistem sosial lainnya diharapkan dapat ditangkal oleh sebuah keluarga yang memiliki ketahanan keluarga yang tangguh.
Hal diatas dikemukakan Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimantan Timur Hj.Noryani Sorayalita, SE, MMT saat membuka secara resmi seminar parenting dengan tema peran pengasuhan bagi tumbuh kembang anak kemarin (23/6).
Pengasuhan memegang peran yang sangat penting dalam sebuah keluarga dan akan menentukan baik buruknya karakter seorang anak kelak. Beberapa Strategi maupun kebijakan telah disiapkan oleh Kementrian PP dan PA Republik Indonesia salah satunya adalah melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA)
Kegagalan keluarga dalam melaksanakan tanggung jawab pengasuhan disertai lemahnya program pemerintah dalam membantu atau memberdayakan keluarga dalam mengasuh dan melindungi anak, dikhawatirkan akan menyebabkan anak berada dalam kondisi rentan dan beresiko mengalami kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan salah lainnya.
Sementara itu dalam seminar yang dipandu moderator Machnun Uzni dari Sahabat Misykat Indonesia menghadirkan dua narasumber dari Yayasan Rifka Annisa Jogjakarta.
Tema yang menarik secara bersambung disampaikan Saeroni melalui media online tentang peran ayah dalam pengasuhan dan Nurmawati yang hadir secara langsung ke Samarinda memaparkan terkait pendidikan keseteraan gender bagi keluarga.
Empat hal mendasar mengapa seorang ayah perlu terlibat dalam pengasuhan dikemukakan Saeroni sebagai berikut; pertama, Anak adalah anugerah sekaligus amanah Tuhan pada orang tuanya, baik laki-laki mapun perempuan. Kedua, anak adalah anak dari seorang dan seorang ibu, keduanya memiliki tanggungjawab yang sama dalam mengasuh Anak. Ketiga, transformasi peran-peran sosial gender, keterlibatan kedua orang tua, baik laki-laki maupun perempuan, dalam pengasuhan anak tidak bisa terhindarkan dan keempat, keterlibatan seorang ayah dalam pengasuhan adalah hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya.
Sementara itu Nurmawati mengungkapkan, “Melalui pendidikan keluarga anak mulai mengenal berbagai macam gejala, baik yang didengar, dilihat, maupun yang dirasakan. Melalui pendidikan keluarga pula watak, akhlak, budi pekerti, kemampuan kognitif, sikap, dan berbagai aspek lain mulai terbentuk. Hal Oleh karena itu pendidikan keluarga merupakan landasan bagi pendidikan anak selanjutnya, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Selain itu pendidikan keluarga ikut berpengaruh pada pembentukan watak dan karakteristik anak.