31 C
Jakarta

Senja Bertaut di Bawah Gunung Dempo

Baca Juga:

Lemang telah berlalu. Biarlah aroma dan rasanya menyatu dalam tubuh kami dan menjadi teman dan kenangan sepanjang perjalanan menuju Pagaralam. Sore semakin dekat, tim ekspedisi telah melaju bersama dua mobil oranyenya. Jalanan berkelok pun kerap kami lintasi dengan rasa yang takjub. Sesekali kami melewati tebing yang sangat curam dan hutan yang begitu lebat di sisi kanan dan kiri jalan.

Dua mobil itu terus melaju menerjang angin sore dan melintasi tanjakan dan kelokan tajam dan tebing curam di sisi kanan dan kirinya. Di sebuah jembatan sebelum tanjakan dan tebing terjal, kami melihat dan menyaksikan sejenak beberapa ekor kera yang berlompatan. Mereka riang menunggu mobil-mobil melintas sembari berkejaran antara satu dengan yang lainnya. Udara dingin pun begitu terasa oleh kami.

Pagaralam belum juga kami jejaki saat lintasan dan tanjakan juga tebing curam kami lewati. Kami terus melaju melawan sore dan udara yang sejuk. Pemandangan alam pun tak lupa membuat kami selalu takjub. Di pinggir jalan kami lihat dan saksikan rumah-rumah khas Sumatera Selatan berdiri berjajar menjadi pemandangan yang membuat rasa lelah kami sedikit reda.

Pukul 16.43 WIB (Selasa, 18/07/17), kami tiba di pintu gerbang Selamat Datang Kota Pagaralam. Kami mengira akan segera tiba di tempat tujuan, namun perjalanan panjang masih harus kami lewati. Sore semakin terasa, kami melewati tanjakan dan kelokan jalan yang hampir serupa sebelumnya sebelum tiba di Pagaralam.

Tugu di kebun teh Pagaralam

Sebelum sore benar-benar terenggut oleh petang dan malam, kami disuguhi pesona alam yang begitu eksotis dan memesona. Kanan dan kiri jalan, terbentang luas hamparan kebun teh hijau membuat mata tak berkedip memandangi dan menikmatinya. Sore itu benar-benar memesona oleh bentangan kebuh teh itu. Dua mobil oranye pun menepi dan mencari lokasi yang pas untuk mengambil beberapa gambar dan video. Satu mobil telah sampai di atas dataran kebun teh, satu lagi masih berhenti di “Tangga 2001” tempat untuk berfoto dan mengeskplorasi keindahan alam dari dataran yang tidak terlalu tinggi. Sesaat kemudian, dua mobil telah bersama di dataran tinggi kebun teh dan dapat melihat langsung keindahan gunung Dempo dari lokasi itu.

Kami berhenti dan menyusuri keindahan kebun teh sembari menikmati embusan angin sore sebelum petang. Hampir satu jam kami di lokasi itu menikmati keindahan dan pesona alam yang kian menuju petang. Kami pun tidak melewati momen indah sore itu, meski senja belum benar-benar pupus di langit sana. Keindahan dan kesejukan membuat kami ingin berlama-lama di kebun teh itu sembari memandang dan menikmati indahnya gunung Dempo. Namun, perjalanan selanjutnya telah menunggu dan kami harus melanjutkannya.

Kami pun turun dan meninggalkan kebun teh yang eksotis dan memesona itu dalam rona sore dan senja. Udara sejuk pun mengantar kami ke Kota Pagaralam sebelum Azan Magrib berkumandang.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!