Oleh Dr. Mirza Murni SE., MM
Pesta demokrasi pemilihan legiflatif dan Presiden 2024 dengan damai merupakan suatu harapan. Perjalanan politik Indonesia dengan pemilihan umun untuk memilih calon legislatif dan presiden telah selesai maka apapu hasilnya dapatlah kita menerima karena ini adalah pilihan rakyat Indonesia.
Terlepas terjadi perbedaan pilihan dan pandangan merupakan hal yang biasa dalam demokrasi tapi hendaknya tidak membuat kita pecah dalam persaudaraan dan ikatan silaturahmi yang telah lama terjalin hal ini disampaikan oleh Dr. Mirza Murni SE., MM sebagai Dosen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh.
Marilah kita merajut kembali membangun Indonesia lebih maju dan damai serta meraih kembali cita cita yang belum tercapai dan kesejahteraan yang ingin kita raih, dan saat ini mari kita serahkan hasil real count kepada KPU sebagai lembaga independen yang mrmpunyai kewenangan menyelengggarakan Pemilu di Indonesia.
Sebagai rakyat sangat kita sayangkan kalau terjadi kegaduhan yang berlarut larut yang membuat berdampak pada ekonomi sehingga harga bahan pokok akan berpengaruh dan berimbas pada rakyat mari kita doakan, Indonesia ke depan tetap damai dan sejahtera.
Kita mengimbau kepada masyarakat Indonesia, khususnya para pemilih pada Pemilu Damai 2024 agar menjadi pemilih cerdas dengan tidak termakan informasi hoaks apalagi turut menyebar berita-berita hoaks atau konten negatif lainnya.
Ini menjadi kesempatan yang istimewa bagi bangsa dan negara Indonesia untuk mewujudkan kehidupan demokrasi yang berkualitas sehingga hasil yang positif selama lima tahun ke depan dapat dinikmati seluruh masyarakat tanpa terkecuali.
Jumlah prosentase pemilih pada Pemilu 2024 yang masuk kategori pemilih muda berdasarkan Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2024 yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mencapai kurang lebih 52 persen dari 204.807.222 pemilih di Indonesia.
Banyaknya pemilih muda dalam Pemilu 2024 menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara Pemilu, di mana permasalahan yang ada saat ini adalah selain tingkat pengetahuan dan pemahaman pemilih muda terhadap politik masih dinilai rendah juga kemungkinan dihadapkan adanya maraknya hoaks yang bertebaran di media sosial.
Dr. Mirza Murni SE., MM sebagai Dosen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Aceh, mengingatkan kembali pemilu adalah pesta demokrasi, pesta kemeriahan, sehingga seyogyanya masayarakat Indonesia menjadi pemilih cerdas dengan menggunakan hak pilihnya secara cerdas serta beropini secara cerdas pula.
“Penyebar hoaks itu ingin kita bodoh, pilihlah pilihan kamu, tapi hormati dan hargai juga pilihan orang lain. Pada dasarnya kan kita bersaudara. Siapapun yang terpilih nantikan pasti demi kebaikan dan kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Jangan sampai menimbulkan kekacuan apalagi menggerakan (sebar hoaks).
Sebagai akadimisi, terkait dengan Pemilu damai 2024, kami sendiri berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat, pemilih secara umum, dan pemilih muda terus memberikan literasi untuk menghadapi pemilu 2024.
“Sejauh mana pemilih muda teredukasi atau terliterasi untuk mengahdapi gangguan Pemilu 2024, kalau anak muda itu sudah memahami cara kerja ruang digital. Prinsipnya adalah apa yang kita baca, apa yang kita lihat atau tonton itu tidak bisa langsung kita percayai, sampai memang diketahui dari sumbernya terpecaya. Anak muda juga tau. Jadi kalau kita lagi ngomong didepan anak muda, lalu mereka malah buka-buka gadget, itu mereka lagi cek apa yang kita sampaikan bener atau nggak,” jelas Mirza.
Sementara itu Media Sosial, sebagai alat menjaga kualitas demokrasi, kuncinya adalah adanya edukasi yang memiliki tujuan membekali masyarakat cakap digital yang mencakup empat pilar yaitu keamanan digital, etika digital, masyarakat digital, dan budaya digital.
“Masyarakat memiliki bekal untuk mengahdapai apapaun yang terjadi. Yang mana edukasi melalui literasi digital salah satu tujuanya memberi edukasi kemasyarakat bukan hanya hoaks soal pemilu tetapi hoaks- hoaks yang lain. Ada ASN, TNI, Ibu Rmah Tangga dan lain – lain RT yang menjadi target sasaran literasi digital.
Pemilu telah berahir 2024 lanjut Mirza, akan banyak bertebaran informasi hoaks di dunia digital atau media sosial seperti kampanye negatif dan kampanye hitam, pencemaran nama baik, fitnah dan lain sebagainya. Untuk itu masyarakat diharapkan untuk tetap berhati-hati dan cerdas dalam menerima informasi apapun.
“Jangan mudah percaya apapun yang ada di internet, sekalipun itu di WhatsApp. Anggap apa yang di medsos itu belum tentu kebenarnya sampai ada fakta tentang informasi tersebut. Faktanya peredaran konten-konten negatif ada di platform yang besar seperti FB, Yotube, aplikasi percakapan. Ini karena penggunanya juga besar,” Tutup Dr. Mirza Murni SE., MM.