JAKARTA, MENARA62.COM — Mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengungkapkan adanya penyerangan terhadap peserta diskusi yang dihadiri sejumlah tokoh nasional dalam Forum Tanah Air yang digelar di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2024).
Menurut Din, silaturahmi di hotel itu, diserang oleh sekelompok orang yang bertindak anarkis. Mereka memporakparandakan panggung, menyobek backdrop, mematahkan tiang mik, dan mengancam para peserta yang baru saja hadir di ruang itu.
Din mengungkapkan, acara itu sendiri dirancang sebagai dialog antara diaspora Indonesia di manca negara dengan sejumlah tokoh/aktifis tentang masalah kebangsaan dan kenegaraan. Hadir diundang sebagai narasumber antara lain Refly Harun, Marwan Batubara, Said Didu, M. Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah, Sunarko, Tata Kesantra dan Ida N Kusdianti (Ketua dan Sekjen Forum Tanah Air).
Din menceritakan, sejak pagi sekelompok massa tersebut, sudah berorasi dari atas sebuah mobil komando di depan hotel. Menurutnya, tidak terlalu jelas pesan yang mereka sampaikan, kecuali mengeritik para narasumber yang diundang. Mereka membela Rejim Presiden Joko Widodo. Acara baru akan dimulai, massa anarkis memaksa masuk ke ruangan hotel dan mengobrak abrik ruangan.
Din menyatangkan, polisi sepertinya diam saja dan membiarkan massa pengacau. Din juga mengungkapkan, acara akhirnya dimulai dan diubah menjadi konferensi pers terkait penyerangan tersebut. Para pembicara mengecam tindakan brutal kelompok massa dan menyayangkan aparat keamanan yang tidak menjaga keamanan dan melindungi para tokoh/warga masyarakat yang berkumpul di ruangan hotel.
Din Syamsuddin, yang hadir dalam forum tersebut mengatakan, peristiwa brutal itu merupakan refleksi dari kejahatan demokrasi yang dilakukan rejim penguasa terakhir ini.
Din Syamsuddin berharap, Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto nanti agar tidak meneruskan bahkan harus mengoreksi praktek-praktek buruk yang merusak demokrasi dan tatanan kehidupan berbangsa bernegara selama era Presiden Joko Widodo.
Ketua FTA Tata Kesantra, yang sengaja datang dari New York mengatakan, kejadian itu sangat memalukan, apalagi disaksikan lewat streaming youtube oleh para diaspora Indonesia di 22 negara.