31 C
Jakarta

Simulasi Kesiapsiagaan Bencana di Aceh

Baca Juga:

BANDA ACEH, MENARA62.COM–Rabu (26/4/2017), Dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Aceh bekerja sama dengan BPBA dan P2KK Dinkes Aceh melaksanakan Simulasi Gempa Bumi dan Tsunami pada Program Sekolah/Madrasah Aman Bencana (SMAB) di SD Muhammadiyah 2 Banda Aceh.

Pada simulasi tersebut, diskenariokan terjadi gempa bumi dengan kekuatan 8,5 SR pada pukul 09.40 WIB. Kemudian BMKG dan BPBA melakukan desiminasi informasi kepada masyarakat, terutama yang berada di pinggir pantai supaya segera menjauh dari pantai. Peringatan itu ditandai dengan ditekannya sirine peringatan dini tsunami yang berada di 6 (enam) titik di Banda Aceh dan Aceh Besar, setelah mendapatkan perintah dari Gubernur Aceh.

Murid SD Muhammadiyah 2 Banda Aceh, setelah menyelamatkan diri saat kejadian gempa bumi dengan masuk ke kolong meja belajar masing-masing, kemudian pascagempa bumi mereka diarahkan oleh guru yang sedang mengajar untuk berbaris dengan tetap melindungi kepala masing-masing menggunakan tas sekolah. Mereka, selanjutnya secara beraturan keluar dari kelasnya menuju titik kumpul dan selanjutnya dievakuasi ke atap gedung museum Aceh.

Berdasarkan catatan sejarah kejadian tsunami Aceh 2004, yang saat itu gelombang pertama tsunami melanda kota Banda Aceh setelah 30 menit pascakejadian gempa bumi. Sementara pada simulasi tadi, murid SD Muhammadiyah 2 Banda Aceh sudah sampai ke lokasi tempat tertinggi gedung museum tsunami Aceh pada menit ke-20 usai kejadian gempa bumi yang dimainkan dalam skenario tersebut.

Ini artinya mereka sudah berada di tempat yang aman sebelum datangnya gelombang tsunami melanda pesisir pantai Banda Aceh.

Ketua PWPM Aceh (Munawarsyah, SHI, MA) dalam sambutannya pada apel siaga sebelum dilaksanakan simulasi mengingatkan, Aceh merupakan daerah rawan gempa bumi dan tsunami, juga Aceh pernah dilanda bencana besar tersebut pada tshun 2004.

Masyarakat Aceh pada masa itu belum mengetahui tanda akan terjadinya tsunami, sehingga pascakejadian gempa besar dan disertainya surutnya air laut, masyarakat yang saat itu berada di pinggir pantai malah mengambil ikan di laut yang sedang surut sehingga selang beberapa puluh menit kemudian, ketika gelombang tsunami menghantam pesisir pantai Aceh, masyarakat tersebut tidak bisa menyelamatkan diri.

Melalui sosialisasi dan kesiapsiagaan ini, murid SD Muhammadiyah 2 Banda Aceh diharapkan dapat mengenal potensi bencana yang ada di sekitarnya dan harus dilatih tentang penanggulangan bencana. Harapannya, mereka bisa menyelamatkan diri sendiri dan keluarga apabila bencana yang tidak kita inginkan terjadi.

Pada kesempatan tersebut, Ikhwan Julmi, Wakil Ketua PWPM Aceh yang membidangi KOKAM SAR sekaligus DANWIL KOKAM SAR PWPM Aceh menambahkan, Simulasi Kesiapsiagaan Bencana dilaksanakan dalam rangka melatih Kesiapsiagaan Murid SD Muhammadiyah 2 Banda Aceh menghadapi bencana, khususnya gempa bumi dan tsunami dengan semangat kemandirian dan kegotongroyongan.

Gempa Bumi adalah bencana yang sering terjadi dan dirasakan oleh murid berdasarkan kajian risiko bencana secara partisipatif yang telah mereka lakukan dan kemudian disusun standar operasional prosedur kebencanaan sekolah. Standar tersebut telah diintegrasikan dengan sistem peringatan dini dan penanganan darurat bencana tsunami Aceh yang telah dimiliki oleh Pemerintah Aceh, yaitu Pearutaran Gubernur Aceh Nomor 43 Tahun 2010.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, menginisiasi Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2017 karena pada tanggal tersebut ditandatanganinya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Sementara Aurora dari kelas 5 mengatakan bahwa simulasi tadi memberikan manfaat buat mereka untuk melatih kesiapsiagaan apabila terjadi bencana terutama bencana gempa bumi yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!