25 C
Jakarta

Sipirok Kopi Juara

Baca Juga:

Sah! Kopi Sipirok Pesantren Darul Mursyid (PDM) dinobatkan sebagai kopi juara. Kopi Arabica Gayo yang dibudidayakan di dataran tinggi Kabupaten Tapanuli Selatan itu, menyabet gelar tertinggi untuk kategori: green bean se-Sumatera Utara. Penghargaan diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara.

Kabar baik itu saya terima dari Pak Jaffar Ritonga, generasi kedua pendiri PDM. Pak Jaffar mengirimkan berita itu melalui Whatsapp pagi tadi.

Sipirok Kopi Juara
Sipirok Kopi Juara

Saya tidak kaget kalau kopi PDM bisa menyabet penghargaan bergengsi itu. Penghargaan ini, saya sudah memperkirakannya, saat berkunjung ke PDM awal tahun ini. Memang kopi PDM memiliki citarasa yang unik. Meski bibitnya Arabica Gayo dari Takengon, kopi PDM memiliki citarasa dan aroma yang berbeda. Kandungan unsur hara tanah Tapanuli Selatan itulah penyebabnya.

Karena keunikannya, saya gunakan kopi Sipirok untuk menjamu penyanyi kondang Maher Zain saat menggelar pentas amal di Jakarta akhir Maret lalu. Maher menyukai kopi yang ditanam di pegunungan Pandoloan dan kopi luwak liar. Dua-duanya merek PDM: produksi kilang kopi milik pondok pesantren modern di SD Hole itu.

Pak Jaffar memang memiliki misi memajukan ekonomi masyarakat Sipirok melalui kopi. Visi itu diwujudkan dengan membangun kilang kopi di dalam kompleks pesantrennya. Dengan kilang kopi modern itu, pesantren memberi kontribusi langsung dalam pengembangan pasca panen kopi hasil perkebunan rakyat.

Sipirok, merupakan salah satu kawasan penghasil utama kopi terbaik di Sumatera Utara. Kawasan ini menghasilan 15 ton green bean per minggu. Dari 36 kopi termahal di dunia, 11 di antaranya ada di Indonesia. Empat dari 11 jenis kopi itu ada di Sipirok.

Penulis: Joko Intarto

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!