YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (MMA) ke-48 sarat dengan teknologi dan digitalisasi. Salah satunya, penggunaan sistem e-voting yang dirancang dan dikembangkan Tim Teknologi Informasi Biro Sistem Informasi, Universitas Ahmad Dahlan (BSI UAD).
Ahmad Azhari, SKom, MEng, Kepala Bidang Pengoperasian Sistem Informasi BSI UAD mengatakan sistem e-voting ini pertama kali digunakan dalam sejarah Muktamar selama lebih dari satu abad. E-voting dirancang dengan mengedepankan sistem yang saling terintegrasi antara registrasi, penjaringan, dan proses pemilihan.
Pada saat pemilihan, kata Ahmad Azgari, para peserta tinggal menekan button pilihannya pada layar. Sistem kemudian akan mencetak bukti pilih dan kerahasiaan pemilih dijamin keamanannya.
Proses perhitungan suara juga secara otomatis dilakukan oleh sistem yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam grafik. Prinsip-prinsip demokrasi yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, tetap diterapkan secara teguh dalam e-voting. “Penerapan sistem ini diharapkan bisa membuat warga persyarikatan lebih tanggap terhadap literasi digital,” terang Ahmad.
Ditambahkan Ahmad, sistem e-voting nantinya bisa diadopsi untuk berbagai keperluan di persyarikatan, terutama bagi para organisasi otonom (Ortom) yang dalam waktu dekat akan melaksanakan musyawarah. Dalam jangkauan yang lebih luas, sistem ini juga bisa menjadi role model untuk sistem pemilihan di Indonesia.
“Berbagai pengujian seperti whitebox test, blackbox test dan keramahan pengguna telah membuktikan bahwa sistem ini zero error dengan validitas 100 persen akurat,” tandas Ahmad.
Ahmad berharap kelancaran proses pemilihan dalam Muktanar 48 kemarin dapat membawa manfaat untuk seluruh umat. Penyelenggaraan yang tertib, modern, dan penuh inovasi membuat Muktamar 48 terasa benar-benar menggembirakan dan dapat menjadi contoh perhelatan akbar dari suatu persyarikatan.
Sementara Rektor UAD Dr Muchlas, MT, yang juga penanggung jawab IT Muktamar menjelaskan e-voting awalnya dirancang untuk pemilihan berbasis jaringan internet dengan pemilih tersebar di seluruh Indonesia, saat pandemi tahun 2020. Setelah pandemi Covid-19 mereda, Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah 48 dilaksanakan di Solo November 2022 sehigga muktamirin/muktamirat hadir di satu tempat.
Lebih lanjut Muchlas menjelaskan e-voting dikembangkan ulang terutama pada aspek user interface-nya dengan mempertimbangkan karakteristik pemilih yang sebagian besar bapak-bapak/ibu-ibu pimpinan Muhammadiyah/Aisyiyah dalam kategori generasi X. “Sistem ini telah melalui ujicoba sesuai prosedur, meliputi uji untuk memastikan algoritma sistem benar, output sesuai dengan input, interface ramah pengguna sehingga mudah dioperasikan, jaringan kuat, dan handal dalam menghadapi gangguan hacker,” jelasnya.
Menurut Muchlas, tantangan terberat Tim IT UAD dalam membantu menerapkan sistem ini adanya dugaan pemilih X-Gen akan mengalami kesulitan sehingga proses pemilihan akan berlangsung lama. Ternyata dugaan itu keliru, bapak-bapak Muhammadiyah dan ibu-ibu Aisyiyah yang notabene pemilih X-Gen dan bahkan Baby Boomer Generation, memiliki literasi digital yang cukup untuk melaksanakan pemilihan dengan e-Voting ini. “Jadi kunci sukses e-Voting Muktamar adalah terciptanya user interface yang ramah bikinan UAD dan
literasi digital yang cukup dari pemilih,” kata Muchlas. (*)