SOLO, MENARA62.COM – Suasana menjadi geger ketika sirene meraung-raung dan bunyi dentuman beberapa kali pada pukul 08.15 WIB. Tanpa dikomando, seluruh murid melakukan langkah-langkah penyelamatan diri melalui jalur evakuasi dan berkumpul di titik kumpul di halaman sekolah sehat.
Kebakaran diantara salah satu ancaman berbahaya bisa mengakibatkan korban jiwa jika tidak dilukakan upaya yang tepat dalam mencegah kebakaran.
SD Muhammadiyah 1 Ketelan sebagai sekolah Rujukan Nasional suluh mitigasi kebencanaan bertajuk ‘Jaga Keamanan dan Kewaspadaan” bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Surakarta, Jumat (31/1/2020).
Kepala Sekolah Hj. Sri Sayekti mengatakan pelatihan mitigasi bencana diikuti sebanyak 795 siswa.
“Kami menyadari dengan kondisi sekolah yang bersinggungan dengan ekstrakurikuler kewirausahaan yang menggunakan kompor, listrik diberikan mitigasi bencana terkait kebakaran, selain anak-anak harus tenang menghadapinya dan jangan panik, anak juga harus tahu kemana? Anak menyelamatkan diri ketika terjadi kebakaran,” ujar Sayekti.
Menurut Sri, tak ada yang salah jika siswa-siswanya diajarkan bagaimana menghadapi sebuah bencana alam, baik itu yang timbul karena alam maupun kesalahan manusia sendiri.
“Jadi biar mereka tidak panik kalau menghadapi bencana,” katanya.
Sebenarnya, tak hanya melalui kegiatan simulasi macam itu saja ia menanamkan semangat tanggap bencana sejak dini.
Misalnya di materi tematik kelas V ”Pelestraian alam”, ia sudah menginstruksikan kepada pendidik menyisipkan anjuran dan pembekalan siswa terhadap bencana alam.
Simulasi bisa menjadi ajang pengayaan siswa saja atas apa yang ia dapatkan dari kelas.
Pada pelatihan kali ini para siswa tidak hanya mendapat materi dan tips-tips menanggulangi bencana, tetapi juga simulasi pemadaman api pada drum api dan tabung gas elpiji.
Para instruktur juga membekali para siswa untuk tidak panik ketika terjadi kebakaran atau kebocoran tabung gas.
“Tabung gas yang bocor dan terbakar dapat ditangani dengan mudah tanpa kekhawatiran akan meledak. Kebakaran dalam skala kecil dapat dipadamkan dengan menggunakan kain basah atau APAR (Alat Pemadam Api Ringan) secara aman,” Jelas Aris Yulianto salah satu petugas.
Gencarnya pemberitaan mengenai bencana, khususnya kebakaran membuatnya merasa perlu untuk menanamkan semangat tanggap bencana kepada warga sekolah.
Humaira Putri Dhia Syarafina, mengaku mendapatkan banyak ilmu baru dari kegiatan simulasi tersebut.
“Tadi banyak siswa untuk menghindari ledakan tabung gas, saya kira juga tabungnya bisa meledak. sekarang saya jadi tahu setelah diperagakan cara mematikan api dari wajan, selang gas dan tabung gasnya, serta ada hiburan menyemprotkan air ke arah sasaran,” kata Humaira murid kelas IVB yang berani petik praktik baik.