SOLO, MENARA62.COM – Di tengah tantangan pendidikan abad ke-21 yang menuntut generasi muda tak hanya unggul secara akademik, tetapi juga matang secara karakter dan kepemimpinan, SMA Muhammadiyah 3 Surakarta tampil dengan langkah strategis. Sekolah ini mengimplementasikan Program Kepemimpinan (Leadership Program) yang terintegrasi dalam rutinitas harian siswa, sebagai bagian dari komitmen untuk melahirkan calon pemimpin bangsa yang berakhlak dan berdaya saing.
Program yang mulai dijalankan sejak Tahun Pelajaran 2024–2025 ini terus berlanjut di tahun pelajaran 2025–2026 dengan membawa semangat utama: “Siap Menjadi Pemimpin, Siap Memimpin, dan Siap Dipimpin.”
Integrasi Kepemimpinan dalam Rutinitas Pagi
Setiap pagi di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta bukan sekadar rutinitas biasa, tetapi ajang pembentukan karakter kepemimpinan. Rangkaian kegiatan diawali dengan Sholat Dhuha berjamaah dan Tadarus Al-Qur’an, yang menanamkan nilai spiritualitas dan disiplin diri.
Puncaknya adalah Apel Pagi pada pukul 07.10 WIB, di mana para siswa bergiliran mengambil peran sebagai pemimpin apel, komandan pleton, hingga petugas bendera. Rotasi peran ini dirancang agar setiap peserta didik mengalami langsung proses menjadi pemimpin sekaligus belajar mematuhi arahan rekan mereka.
Kepala SMA Muhammadiyah 3 Surakarta menegaskan bahwa latihan kecil ini merupakan bentuk pembelajaran nyata tentang tanggung jawab, komunikasi publik, dan ketegasan — nilai-nilai dasar yang kelak akan menjadi fondasi bagi pemimpin masa depan.
Filosofi “Siap Memimpin dan Siap Dipimpin”
Program kepemimpinan ini lahir dari filosofi Muhammadiyah yang menekankan keseimbangan antara kemampuan memimpin dan kerendahan hati untuk dipimpin.
Konsep Siap Menjadi Pemimpin mengajarkan pentingnya integritas dan inisiatif; Siap Memimpin menumbuhkan tanggung jawab dalam mengarahkan orang lain; dan Siap Dipimpin menanamkan sikap hormat serta kemampuan bekerja dalam tim.
Filosofi tersebut sejalan dengan pandangan tokoh Muhammadiyah, K.H. Ahmad Zarkasyi, yang pernah berpesan:
“Orang yang layak menjadi pemimpin adalah orang yang siap memimpin dan siap dipimpin. Jika tidak pernah siap dipimpin, maka ia bukanlah calon pemimpin sejati, karena pemimpin yang baik adalah pemimpin yang pernah menjadi pengikut yang baik.”
Kutipan ini menjadi ruh dari setiap kegiatan di sekolah, mengajarkan siswa bahwa kepemimpinan sejati bukan sekadar tentang kekuasaan, tetapi tentang pelayanan dan kolaborasi.
Hasil Nyata: Disiplin dan Percaya Diri Meningkat
Sejak diterapkannya program ini, terlihat perubahan nyata pada sikap dan perilaku siswa. Mereka menjadi lebih disiplin, teratur, dan percaya diri saat tampil di depan umum. Banyak siswa yang awalnya pemalu kini berani mengambil peran dalam kegiatan sekolah dan komunitas.
Pihak sekolah menilai, program ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan investasi jangka panjang untuk membentuk lulusan yang unggul dalam ilmu pengetahuan, berakhlak mulia, serta memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
Dengan pendekatan yang menyatu antara spiritualitas, disiplin, dan praktik kepemimpinan, SMA Muhammadiyah 3 Surakarta tak hanya mencetak siswa berprestasi, tetapi juga menyiapkan calon pemimpin bangsa yang siap membawa perubahan positif bagi masyarakat dan persyarikatan. (*)
