SOLO, MENARA62.COM – SMP Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat (PK) Surakarta menggelar pengajian virtual dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 H pada Rabu (2/3/2022). Hadir sebagai pembicara Ustaz Burhan Shodiq dan diikuti siswa-siswi melalui zoom meeting serta youtube PK TV.
Muhdiyatmoko, M.Pd selaku Kepala SMP Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta mengajak kepada guru, karyawan, dan para siswa untuk mengambil hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Hal itu karena banyak pelajaran yang bisa kita petik dan amalkan dari peristiwa bersejarah tersebut.
“Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa bersejarah yang mengandung dimensi keimanan untuk yakin bahwa Allah SWT yang menghendaki peristiwa tersebut berlangsung, dimensi kekuasaan bahwa kita mengakui kebesaran Allah SWT di atas segala-galanya,” papar Muhdiyatmoko saat sambutan acara tersebut.
Muhdiyatmoko mengajak kepada semua untuk mengambil hikmah dari peristiwa Isra’ Mi’raj. Melalui perintah sholat tersebut terdapat pula dimensi hubungan dengan Allah SWT dan manusia. Kita diberi pelajaran untuk selalu disiplin, bersuci, beradab, dan mampu menjalin hubungan sesama manusia dengan penuh rasa penghargaan dan kasih sayang.
“Allah SWT memerintahkan kepada kita untuk sholat lima waktu maka mari kita disiplin dalam melaksanakan sholat berjamaah,” jelasnya.
Ustaz Burhan Shodiq sebagai pembicara mengawali pembahasan tema dengan menceritakan kisah Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, dalam perjalanan Isra’ Mi’raj dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha lalu dilanjutkan ke Sidratul Muntaha bertemu Allah SWT. Nabi Muhammad SAW menerima perintah sholat lima waktu.
“Isra’ Mi’raj adalah mukjizat dari Allah SWT yang diberikan kepada Rasulullah SAW pada sepuluh tahun setelah kenabian. Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi sebagai hiburan untuk Rasulullah SAW karena ditinggal dua orang yang disayangi, istri Kodijah dan Paman Abu Thalib,” terang Ustaz Burhan Shodiq.
Mengapa peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut Rasulullah SAW justru mendapatkan syariat salat? Kita bisa mengambil hikmah adalah jikalau kita dalam posisi galau, gelisah, sedih, insecure maka kita melaksanakan sholat. Pertanyaan berikutnya, sholat berperan sebagai apa? Apakah sekadar menggugurkan kewajiban atau sholat menjadi kebutuhan?
“Allah SWT akan selalu bersama kita, membersamai setiap kehidupan kita dan memberikan pertolongannya. Jika kita sedih, suntuk, insecure maka kita mendirikan sholat agar bisa mendapatkan pencerahan,” jelasnya
Ustaz Burhan Shodiq mengajak kepada semua untuk tidak menjadikan sholat sebagai beban, melainkan kebutuhan agar Allah SWT senantiasa memberikan pertolongan kepada kita semua dalam setiap masalah kehidupan,” jelasnya.
Ustaz Muhammad Arif Wicagsono selaku ketua panitia menyampaikan bahwa hari besar Islam salah satunya peristiwa Isra’ Mi’raj selalu diperingati sekolah sebagai wahana edukasi dan motivasi kepada para siswa sehingga penguatan-penguatan karakter religius tetap terjaga. (*)