PADANG, MENARA62.COM – SMP Negeri 7 Padang menjadi salah satu sekolah yang dikunjungi tim Kemendikbudristek dari Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) mengenai implementasi Kurikulum Merdeka. Meskipun sejak tahun 2021 sekolah ini sudah menjadi Sekolah Penggerak, tahun ini menjadi tahun pertama bagi SMPN 7 Padang dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Kepala SMPN 7 Padang, Hasyuni Harti, mengatakan keputusan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ini merupakan tekad bersama yang diputuskan melalui musyawarah guru dan dengan dukungan para pemangku kepentingan.
“Kita sudah bertekad ingin melaksanakan Kurikulum Merdeka. Jadi kami berdiskusi dengan bapak/ibu guru serta bekerja sama dengan dukungan pemerintah daerah dan pusat untuk implementasi Kurikulum Merdeka, karena ada antusiasme tinggi dari bapak/ibu guru untuk melakukan pembelajaran dengan lebih baik lagi. Jadi kita memberanikan diri saja,” ujar Hasyuni di sela-sela kunjungan BSKAP Kemendikbudristek di SMPN 7 Padang, Selasa (2-8-2022).
Sesuai dengan implementasi Kurikulum Merdeka, dalam melaksanakan pembelajaran SMPN 7 Padang akan menjalankan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Hasyuni mengatakan ada tiga tema yang akan diangkat dalam membuat projek tersebut, yaitu kebinekaan, kewirausahaan, dan gaya hidup berkelanjutan.
Sebagai Sekolah Penggerak, saat ini SMPN 7 Padang telah memiliki empat orang Guru Penggerak. “Alhamdulillah ada empat orang di sekolah ini yang menjadi Guru Penggerak dan mereka selalu memberikan informasi terbaru dari implementasi Kurikulum Merdeka,” kata Hasyuni.
Kunjungan kerja dan audiensi dari BSKAP Kemendikbudristek di SMPN 7 Padang dihadiri oleh Sekretaris BSKAP, Suhadi. Dalam kunjungan tersebut Suhadi menyempatkan diri untuk masuk ke kelas dan melihat langsung pembelajaran di dalam kelas serta berdiskusi dengan siswa, guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan. Suhadi mengapresiasi tekad warga sekolah di SMPN 7 Padang yang bersama-sama memutuskan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. “Tekad untuk berubah itu penting, karena perubahan itu dimulai di satuan pendidikan,” ujarnya.
Suhadi mengatakan, kurikulum bukan suatu dokumen yang statis, melainkan dinamis, karena selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Di dalam konteks implementasi Kurikulum Merdeka, tidak ada kewajiban bagi sekolah untuk menerapkannya, tetapi menjadi sebuah pilihan yang bisa ditetapkan dengan keputusan bersama.
“Kita harapkan bahwa keseluruhan implementasi Kurikulum Merdeka menjadi tanggung jawab bersama, menjadi kolaborasi bersama sehingga antarpemangku kepentingan juga harus saling memahami. Juga harus saling berbagi antara guru, kepala sekolah, dan pengawas. Jadi harus sama-sama dipelajari dan jalan bersama,” kata Suhadi.
Ia menambahkan, semua proses yang terjadi dalam implementasi Kurikulum Merdeka akan menjadi bagian dari refleksi pendidikan nasional sehingga bisa menjadi data yang digunakan sebagai acuan atau dasar dalam konteks penguatan atau penyelesaian masalah yang dihadapi oleh satuan pendidikan. “Jadi kita tahu ke depannya apa saja langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk perbaikan dan penyempurnaan Kurikulum Merdeka di Kota Padang maupun secara nasional,” katanya. Suhadi juga mengingatkan agar kompetensi yang diperoleh oleh Guru Penggerak harus bisa diimbaskan atau ditularkan ke guru lain.
Salah satu siswa di SMPN 7 Padang, Muhammad Surya Negara, menuturkan ia sudah mendapatkan informasi mengenai implementasi Kurikulum Merdeka di sekolahnya. “Jadi metode pembelajaran Kurikulum Merdeka misalnya membuat projek, praktik membuat prakarya, atau bekerja kelompok,” tutur Surya, siswa kelas 7-6 di SMPN 7 Padang.
Surya mengatakan, meskipun di tahun ajaran ini sekolah baru berjalan selama satu minggu, ia sudah merasakan metode pembelajaran dengan diskusi berkelompok dan ia sangat menyukainya. “Kami mengumpulkan ide secara bersama kemudian disatukan. Kalau sudah selesai, dipraktikkan ke depan kelas per kelompok. Jadi mengumpulkan ide secara langsung, lalu bisa berpendapat. Setelah selesai mengeluarkan pendapat dan diskusi lalu menyatukan pendapat bersama teman,” ujar Surya. Menurutnya, belajar berkelompok menjadikan pembelajaran menjadi lebih seru dan lebih mudah.