30 C
Jakarta

Studi PLTN dari BATAN Belum Mampu Yakinkan Pemerintah Go Nucleur

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Program Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang disiapkan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sebenarnya telah cukup matang. Lembaga tersebut telah melakukan studi tapak, kelayakan dan langkah lainnya dibeberapa tempat seperti Jepara dan Bangka Belitung. Tetapi hingga kini, studi tersebut belum mampu meyakinkan pemerintah untuk segera go nuclear.

“Untuk sementara kita tidak lakukan apa-apa sambil menunggu keputusan pemerintah. Kecuali melakukan perawatan peralatan dan sumber daya yang sudah kita miliki. Jadi tidak bicara PLTN dulu,” kata Kepala BATAN, Djarot Sulistio Wisnubroto di sela temu pelanggan yang diprakarsai Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR) dalam rangkaian 60 Tahun BATAN, Kamis (05/04).

Meski keputusan membangun PLTN belum ada, tetapi BATAN sendiri terus melakukan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan iptek nuklir, termasuk memberikan layanan jasa kepada masyarakat untuk memberikan solusi diberbagai bidang. Hasil penelitian dan pengembangan teknologi nuklir kini dapat dirasakan oleh masyarakat di berbagai bidang, diantaranya  pertanian, kesehatan, industri, dan lingkungan.

Sedang jenis layanan yang ditawarkan kepada masyarakat antara lain jasa kalibarasi, sertifikasi, analisis pemantauan radiasi, iradiasi, pengelolaan limbah radioaktif, eksplorasi bahan galian nuklir, pengujian material, konsultan profesional, uji tak merusak, pengembangan SDM nuklir, dan produk komersial di bidang kesehatan.

“Jadi meskipun belum optimal, hasil penelitian dan pengembangan teknologi nuklir yang dilakukan BATAN sudah mampu menjawab kebutuhan masyarakat,” lanjut Djarot.

Temu pelanggan teknologi nuklir yang diprakarsai Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR)

Ia mengatakan saat ini BATAN terus melakukan berbagai upaya untuk mengenalkan hasil litbang nuklir kepada masyarakat. Salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan badan usaha yang mampu menghilirkan hasil litbang nuklir kepada masyarakat, misalnya dengan PT. Sang Hyang Seri dalam hal penyebarluasan benih padi, dengan PT. Kimia Farma untuk radiofarmaka.

Selain itu, upaya mengenalkan hasil litbang iptek nuklir dapat dilakukan dengan mengadakan open house, seminar, dan diseminasi Pendayagunaan Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN). Namun menurut Djarot, pola diseminasi yang efektif dan masif adalah dengan mengajak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau melalui Kementerian/Lembaga untuk bersama-sama mengenalkan nuklir.

Meskipun BATAN telah menghasilkan banyak produk jasa layanan kepada masyarakat, namun BATAN merupakan lembaga penelitian bukan lembaga yang berorientasi bisnis. Karena itu pemanfaatan produk jasa layanan BATAN, menggunakan skema pembayaran tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang ditentukan oleh pemerintah melalui peraturan perundang-undangan. Hal ini perlu disosialisasikan kepada para pengguna jasa layanan BATAN.

“Pelanggan kita adalah masyarakat termasuk swasta, yang menganggap kita harus memberi pelayanan yang murah, dan menganggap BATAN bisa berjualan yang segera bisa menghasilkan keuntungan dalam bentuk uang. Ini yang perlu kita sosialisasikan secara terus menerus, bahwa BATAN adalah lembaga litbang,” pungkasnya.

Unit-unit kerja yang ada di BATAN tahun lalu menghasilkan PNBP senilai Rp 23 miliar. Tahun ini, ditargetkan bisa memperoleh jumlah yang sama, bahkan jika memungkinkan naik sekitar 30 persen.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!