MEKKAH – Suhu di Mekkah pada saat di Armina akan mencapai kurang lebih 53 derajat celcius. Kondisinya tentu akan lebih berat daripada di Madinah yang saat ini suhunya sekitar 43 derajat.
“Oleh karenanya jemaah perlu menyiapkan mental bahwa di sana kita harus sehat. Diniatkan secara kuat bahwa ini adalah ibadah haji dan kita dapat melaksanakan ibadah tersebut,” kata dr. Miftakhul Huda, Sp.KJ Psikiatri Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dalam siaran persnya, Sabtu (28/7).
Menurutnya, mensugesti diri sendiri bahwa kita dapat melaksanakan ibadah haji akan dapat memberikan semangat untuk menjaga kesehatan.
Selain kesiapan mental, kesiapan fisik juga perlu disiapkan. “Istirahat yang cukup, membawa obat-obatan yang dianjurkan dari Tanah Air. Bila ada keluhan dapat memeriksakan ke dokter kloter atau bila agak berat dapat dikonsultasikan di KKHI. Gunakan APD. Banyak makan buah-buahan dan banyak minum supaya tetap sehat,” terangnya.
Huda menyebutkan jemaah beresiko tinggi dengan masalah psikiatri sebetulnya dapat dikenali sejak di Tanah Air misalnya mudah lupa atau sering lupa dimana menaruh barang. Dehidrasi adalah salah satu faktor yang memperberat kondisi pasien.
“Dia sudah tua, iklim disini beda. Di Indonesia tropis di sini panas, kelelahan, kurang cairan. Di negara lain merasa sendiri, tidak ada orang yang dikenali, kesulitan dalam berbahasa, jauh dari keluarga, ini mempengaruhi peningkatan stresnya. Apalagi saat terpisah dari rombongan dan tidak dapat berkomunikasi dengan handphone. Ini akan memperberat stressor bagi Lansia,” terang Huda lebih lanjut.
Berbeda dengan orang yang masih muda, mereka akan mudah beradaptasi yaitu dengan cara bertanya. Kepada para jemaah khususnya jemaah Lansia, Huda dipesankan agar jangan berpisah dari rombongan.
“Bila ingin pergi harus ada yang mendampingi minimal 1 orang yang bisa berkomunikasi dan berani bertanya. Jangan lupa bawa minuman dan uang secukupnya, tidak lupa jika pergi izin kepada ketua regunya atau kepada teman satu kamar agar jika ada apa apa bisa di bantu dan di informasikan kepada petugas,” kata Huda.
Sementara itu, bila menemukan pasien yang stress, Huda menganjurkan agar kita menolong yaitu dengan memberikan kenyamanan kepada jemaah tersebut. “Berikan kepercayaan bahwa dia tidak sendiri disini. Ada kita. Kita memberikan jaminan. Selanjutnya kita lihat kebutuhan pasien. Misalnya dia butuh minum maka kita bantu sesuai dengan kebutuhannya,” tambahnya.