25.9 C
Jakarta

Sukses Dunia-Akhirat

Baca Juga:

‎“Rabbana atina fi al-dunya hasanah wa fi al-akhirati hasanah wa ‎qina ‘adzaba al-nar.” Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami ‎kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, dan jauhkanlah kami dari ‎siksa (api) neraka.‎

Rangkaian doa yang selalu kita panjatkan itu, yang sering disebut ‎juga dengan doa sapu jagat itu adalah visi dan misi hidup kita. Ya, apa ‎lagi yang kita harapkan selain kebaikan dan kebahagiaan hidup di ‎dunia ini dan di akhirat nanti. Semua keinginan, harapan serta cita-cita ‎kita sudah terangkum dalam rangkaian doa yang sangat indah itu.‎

Untuk dapat meraih kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan ‎akhirat, tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Ada usaha, ‎kerja keras, perjuangan serta pengorbanan yang harus kita lakukan. ‎

Dalam pandangan penulis, setidaknya ada lima langkah yang ‎harus kita tempuh untuk dapat meraih tujuan hidup sukses-bahagia ‎dunia-akhirat, yaitu: memperkokoh pondasi iman, membekali diri ‎dengan ilmu, mewujudkan dengan amal, menghiasi amal dengan ikhlas ‎dan menyempurnakannya dengan istikamah. ‎

Langkah pertama, memperkokoh pondasi iman. Ibarat sebuah ‎bangunan. Iman adalah pondasi. Pijakan awal sebelum melangkah ‎pada tahap-tahap selanjutnya. Jika pondasi kokoh dan kuat, maka ‎bangunan akan berdiri tegak, tahan terhadap goncangan yang ‎mungkin akan menerpanya. ‎

Sebaliknya, jika iman lemah, maka perjalanan kehidupan ‎selanjutnya akan sulit. Pondasi yang rapuh akan membuat bangunan di ‎atasnya mudah roboh. Iman juga ibarat kompas yang akan ‎mengarahkan tujuan hidup kita. Dengan mengikuti jalan iman, maka ‎arah dan tujuan hidup kita menjadi jelas. Dengan iman, hidup akan ‎lebih terarah.‎

Langkah kedua, membekali diri dengan ilmu. Setelah iman ‎kokoh, langkah selanjutnya adalah menguatkan diri dengan ilmu ‎pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah cahaya yang akan menerangi ‎jalan hidup seseorang. Ilmu pengetahuan juga yang akan menjadikan ‎segala urusan kita menjadi lebih mudah. ‎

Langkah ketiga, mewujudkan dengan amal. Iman dan ilmu tanpa ‎amal tidak akan berdampak apa-apa bagi kehidupan ini. Iman tanpa ‎amal itu omong kosong. Dan ilmu tanpa amal laksana pohon tak ‎berbuah. ‎

Sejumlah ayat al-Qur’an menyandingkan antara iman dan amal. ‎Bukti keimanan seseorang tercermin dalam amalnya. Iman baru ‎dikatakan sempurna jika disertai amal saleh. Pun demikian halnya ‎dengan ilmu. Ilmu disebut bermanfaat jika disertai dengan amal. ‎

Langkah keempat, menghiasi amal dengan ikhlas. Ikhlas adalah ‎kunci utama diterimanya amal seseorang. Betapa pun baik dan ‎banyaknya amal yang kita lakukan, akan menjadi sia-sia belaka jika ‎tidak disertai dengan ikhlas. ‎

Ikhlas, secara umum dimaknai dengan ketulusan jiwa dan ‎kepasrahan batin kepada Allah Swt. Ikhlas menjadikan seseorang ‎bersikap lepas dalam menjalani hidup ini. ‎

Langkah kelima, menyempurnakan dengan istikamah. Setelah kita ‎landasi diri dengan iman yang kokoh, ilmu yang kuat, amal yang hebat ‎disertai sikap ikhlas, maka yang terakhir harus kita jaga adalah sikap ‎istikamah, yaitu terus-menerus secara konsisten berada di jalan yang ‎lurus, jalan yang diridlai Allah. Kita jadikan amaliyah kita bersifat ‎langgeng (mudawamah), tidak berhenti di tengah jalan. Dengan sikap ‎istikamah dalam kebaikan (amal saleh) ini, maka hidup kita akan ‎menjadi bermakna.‎

Kelima langkah ini, jika dapat kita jalani dengan baik, insya Allah ‎hidup yang kita jalani akan terarah, mudah, berkah, lepas dan Lebih ‎bermakna. Singkatnya, kita akan meraih hidup sukses dan bahagia di ‎dunia dan akhirat.‎

Ruang Inspirasi, Selasa (24/3/2020)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!