SOLO, MENARA62.COM— Siang tadi, Selasa (4/4/2017) pemandangan sedikit berbeda, anak-anak yang biasanya membuang sampah plastik di tempat sampah, kali ini justru mereka mengumpulkannya. Ternyata mereka hendak membuat sesuatu. Mereka akan membuat karya seni yang dinamakan kolase. Kolase adalah seni menempelkan suatu benda (plastik, daun, kain, atau benda lainnya) pada media gambar.
Kali ini siswa SMA Muhammadiyah Program Khusus membuat seni kolase berbahan dasar limbah plastik, karena keberadaan benda satu ini yang paling sering dijumpai di sekolah. Bahkan terkadang berserakan di lantai.
Di ruang kelas X IPA, para siswa sudah menyiapkan gunting, penggaris, kertas gambar, pensil, lem, dobel tip, dan terakhir sampah plastik yang sudah dicuci. Pertama, yang dilakukan siswa adalah membuat sketsa (pola) di kertas gambar. Pola yang dibuat bebas, tergantung selera mereka, seperti sketsa alam, hewan, tanaman, benda, tokoh kartun, anime, atau bahkan wajah seseorang.
Kedua, siswa menggunting plastik yang sudah dicuci tadi sesuai pola yang dibuat. Dalam menggunting ini diperlukan kesabaran yang luar biasa, karena mereka harus menyesuaikan detail-detail setiap pola.
Qoriroh Inaya, salah peserta pembuat kolase menuturkan, “Harus sabar dan telaten sekali dalam membuat kolase ini. Karena 1 potongan bagian saja mengguntingnya bisa sampai 4 kali. Soalnya di dobel kertas juga biar pas polanya,” ujarnya.
Ketiga, setelah plastik digunting sesuai pola maka siswa menempelkannya pada sketsa yang telah dibuat. Dalam menempel dibutuhkan lem atau double tip yang cukup banyak, tujuannya agar plastik bisa menempel dengan rekat dan rapi di kertas gambar.
Listyo Buana Putra, Guru Pembina Kesenian, menuturkan, “Dalam membuat karya ini siswa harus memilih dan memilah sampah plastik yang sesuai karakter objek yang dibuat. Misal mereka ingin membuat tiruan pohon maka mereka harus mengumpulkan sampah plastik yang cenderung berwarna hijau dan coklat. Lalu, ketika ingin membuat tiruan wajah atau kulit, mereka harus mencari sampah yang berwarna putih dan coklat.”
“Esensi dari kegiatan ini yaitu kita mengajarkan kepada siswa tentang pentingnya berpikir kreatif dan inovatif. Dengan kedua pola pikir ini maka akan memunculkan berbagai macam temuan baru. Salah satunya yaitu hasil karya siswa berupa limbah plastik yang disulap menjadi seni kolase yang bernilai jual tinggi.”