KULONPROGO, MENARA62.COM– Dalam dunia penanggulangan bencana di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta nama Sunar Wibowo sudah tidak asing lagi. Warga Dusun Jombokan, Desa Tawangsari, Kecamatan Pengasih yang juga Ketua MDMC Kulonprogo ini selalu hadir dalam momen-momen penanggulangan bencana.
Pak Dhe Sunar, demikian panggilan akrabnya biasa muncul dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas, tanah longsor, banjir bahkan ketika ternak warga terperosok ke dalam sumur. Pak Dhe Sunar bersama timnya juga hadir saat warga butuh bantuan untuk membersihkan sumur mereka dan menginisiasi pembuatan sumur dalam untuk mengatasi kekeringan di kawasan perbukitan Menoreh.
Saat terjadi berbagai bencana besar di tanah air, Pak Dhe Sunar juga ikut terlibat aktif menjadi relawan seperti saat gempa Palu, Lombok, tsunami Banten bahkan jauh sebelumnya, tsunami Aceh. Selama masa pandemi Covid-19, dia banyak terlibat dalam penanganan dekontaminasi di posko bencana di Kulonprogo.
Tidak hanya itu dia juga banyak terlibat dalam pemakaman jenazah Covid-19, termasuk pemakaman di Kalibawang yang viral di media sosial beberapa waktu lalu, karena jalur menuju pemakaman harus menyeberangi sungai dan melewati jalan setapak yang terjal.
Menjadi seorang relawan tampaknya telah menjadi panggilan jiwa Bagi Sunar Wibawa. Atas kiprah dan dedikasinya itu, Paguyuban Wartawan Kulonprogo (PWK) menganugerahi Pak Dhe Sunar penghargaan PWK Award sebagai Relawan Inspiratif Kulonprogo. Penghargaan tersebut diserahkan dalam puncak acara Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) tingkat Kabupaten Kulonprogo di Aula Adikarta, Komplek Pemkab Kulonprogo, Senin (8/02/2021).
Pak Dhe Sunar menerima penghargaan tersebut bersama empat tokoh Kulonprogo lainnya dalam kategori yang berbeda. Empat tokoh itu adalah Fajar Gegana Wakil Bupati Kulonprogo, Akhid Nuryati Ketua DPRD Kulonprogo, Joko Mursito Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo dan Totok Harjo Nusantoro, seorang pengusaha. Para tokoh tersebut menurut PWK adalah para tokoh inspiratif di Kulonprogo.
Saat dihubungi terkait pemberian PWK Award tersebut, Pak Dhe Sunar mengatakan ketika terjun dalam kebencanaan dirinya selama ini berprinsip bekerja itu apa adanya, totalitas dan ajur ajer (menyatukan diri dengan lingkungan sekitar).
“Jangan setengah-setengah, membuat kegiatan itu yang nyata, bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan,” katanya.
Namun Pak Dhe Sunar dengan rendah hati juga menyampaikan bahwa penghargaan yang dia terima adalah bukan hanya untuk dirinya, namun juga para relawan kebencanaan di Kulonprogo pada umumnya.
“Yang berhak mendapatkan penghargaan ini adalah relawan semuanya, saya ini hanya mewakili para relawan. Tanpa kerja keras dari relawan lainnya, saya ini bukan apa-apa,” pungkasnya. (Tim Media MDMC)