28.8 C
Jakarta

Sutrisno Bachir: Umat Islam Harus Melakukan Lompatan Kesejahteraan

Baca Juga:

BOGOR, MENARA62.COM — Jika mau jujur, kondisi umat Islam di Indonesia sesungguhnya sangat memprihatinkan. Secara kuantatif adalah mayoritas, tetapi kemiskinan juga bersama mayoritas tersebut. Apalagi jika hal ini diturunkan dalam kondisi masyarakat tani, kebanyakan mereka adalah masyarakat miskin.
Demikian tokoh pengusaha Sutrisno Bachir saat menjadi keynotespeech dalam Muktamar V Serikat Tani Islam Indonesia (STII) di Bogor, Sabtu (23/11/2019).
Melihat kondisi itu. kata Sutrisno, STII harus bisa melakukan lompatan kesejahteraan, bahwa petani harus berani melakukan perubahan pola pikirnya dulu. Yaitu berani menjadi kaya dan mampu menguasai ekonomi Indonesia saat ini. Umat Islam harus berani merubah takdir, sejak awal sudah harus menanamkan dalam pola pikirnya.
Menurut Sutrisno, pengembangan pertanian harus dilakukan secara terencana, dan berfikir jauh kedepan. Para pengusaha pertanian ini harus diperbanyak, tidak hanya petaninya saja. Para petani harus berfikir juga menjadi pengusaha. Dan para pengusaha ini harus menyiapkan diri untuk bisa bersaing dengan para pengusaha dari non muslim. Jika pengusaha muslim kuat, maka kondisi umat Islam akan jauh lebih baik.

Muktamar

STII saat ini sedang melaksanakan Muktamar V di Pesantren Darul Fallah, Bogor tanggal 23-24 November 2019. Menurut ketua panitia, Nu’man Iskandar, lokasi tersebut dipilih karena pesantren tersebut memberikan spirit tersendiri bagi STII. Pendiri pesantren pertanian Darul Fallah, KH. Sholeh Iskandar adalah pernah memimpin STII sebagai ketua Pengurus Besar setelah generasi Mr. Sardjan, ketua PB STII pertama.
STII ini memiliki peran besar, baik dalam mengisi kemerdekaan, maupun dalam membangun pertanian. Perusahaan-perusahaan negara di bidang pertanian di Indonesia dibangun pada masa kepemimpinan Mr. Sardjan, ketua PB STII pertama. Salah satunya adalah perusahaan pertanian yang kemudian berubah menjadi PTPN.
Salah satu gedung yang dibangun beliau adalah Gedung Pertanian, yang sekarang menjadi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jl. Imam Bonjol Jakarta. Gedung itu dibangun pada saat Mr. Sardjan menjadi ketua PB STII sekaligus menjadi Menteri Pertanian. Beliau adalah ketua Fraksi Masyumi yang terakhir sebelum Masyumi membubarkan diri.
STII diharapkan bisa menjadi tempat bernaung, menjadi rumah besar para petani di Indonesia ini. STII tidak boleh kalah dengan gerakan gerakan “kiri” yang sekarang juga telah menyasar dan menggaram basis basis masyarakat tani. Kalau kita membaca buku buku yang mengulas PKI, gerakan kita STII ini harus lebih membasis dan membumi.
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!