YOGYAKARTA, MENARA62.COM — T-Care merupakan smart medicine box berbasis Internet of Things (IoT) dan terintegrasi dengan aplikasi pendukung. T-Care dikembangkan untuk meningkatkan kepatuhan pasien Tuberkulosis (TBC) terhadap jadwal pengobatan dalam jangka panjang.
T-Care merupakan inovasi Tim mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) lintas fakultas dan program studi (Prodi). Mereka adalah Khanza Adinda Salsabila (Ketua) mahasiswa Prodi Farmasi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) angkatan 2022. Anggota terdiri Sofa Tasya Kamila (Prodi Farmasi FMIPA angkatan 2022), Raja Fuad Nawawi (Prodi Informatika, Fakultas Teknologi Industri (FTI) angkatan 2022), Alifdzaky Syafwan dan Muhammad Atha Lathif (Prodi Teknik Elektro, FTI angkatan 2023). Mereka didampingi Ir Ali Parkhan, MT, Dosen Jurusan Teknik Industri FTI UII.
Khanza Adinda menjelaskan inovasi ini dikembangkan untuk mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemendikbudristekdikti bidang Riset dan Inovasi Teknologi (Kemendiktisaintek). Aplikasi pendukung T-Care menyediakan notifikasi pengingat, pencatatan riwayat pengobatan, pemantauan tenaga kesehatan secara Daring, serta layanan konsultasi dengan apoteker dan chatbot Artificial Intelligence (AI).
Komponen AI pada T-Care, kata Khanza, berfungsi menganalisis data kepatuhan pasien, mendeteksi pola ketidakpatuhan, menghadirkan rekomendasi personal guna untuk mendukung efektivitas terapi serta fitur motivasi yang dirancang untuk membantu mengurangi stres selama menjalani pengobatan jangka panjang.
Aplikasi T-Care, tambah Khanza Adinda, menyediakan pengingat melalui notifikasi smartphone, fitur penyimpanan riwayat pengobatan pasien yang merekam jenis obat yang dikonsumsi, waktu minum obat, serta tingkat kepatuhan pasien terhadap jadwal terapi. Hal ini memudahkan tenaga kesehatan dalam memantau secara objektif perkembangan pengobatan dan melakukan evaluasi berbasis data.

Selain itu, kata Khanza Adinda, aplikasi ini juga menyediakan layanan konsultasi langsung dengan apoteker serta chatbot berbasis AI yang memberikan informasi dan edukasi obat secara adaptif. Inovasi ini memiliki peluang besar untuk diimplementasikan secara luas di masa mendatang, khususnya dalam mendukung upaya pengendalian TBC nasional menuju target eliminasi TBC pada tahun 2030.
“Tingkat pemanfaatan yang tinggi dari produk ini diharapkan mampu menurunkan angka putus obat, mencegah resistensi bakteri TBC terhadap antibiotik, serta meningkatkan keberhasilan terapi. Sehingga inovasi ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian target nasional dalam mengatasi TBC,” harap Khanza di Yogyakarta, Sabtu (1/11/2025).
Inovasi ini, tambah Khanza, diilhami program WHO menetapkan target keberhasilan pengobatan TBC minimal 90%, serta menurunkan angka kejadian TBC hingga 80% dan angka kematian sebesar 90% pada tahun 2030. Sementara saat ini, kepatuhan meminum obat secara rutin masih menjadi kendala untuk menurunkan penderita TBC.
“Karena itu, kami membuat inovasi T-Care untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat dalam jangka panjang dan bisa memantau konsumsi obat secara real-time. Semoga alat ini bisa membantu mencapai keberhasilan pengobatan TBC secara global,” harap Khanza Adinda.
Khanza Adinda menjelaskan cara kerja T-Care. Smart Medicine Box ini bekerja dengan sistem alarm otomatis yang memastikan pasien mengonsumsi obat tepat waktu. Komponen Artificial Intelligence (AI) menganalisis data kepatuhan, mendeteksi pola ketidakpatuhan, dan memberikan rekomendasi personal serta motivasi bagi pasien.
“Aplikasi pendukung menyediakan notifikasi pengingat, pencatatan riwayat pengobatan, pemantauan tenaga kesehatan secara daring, serta layanan konsultasi dengan apoteker dan chatbot AI,” katanya.
T-Care bersifat portable sehingga dapat dibawa ke mana saja. Hal ini mendukung pasien dengan mobilitas tinggi untuk tetap patuh terhadap jadwal pengobatan. Selain itu, sistem alarm otomatis T-Care akan terus berbunyi hingga pasien benar-benar mengambil obat, sehingga memastikan konsumsi obat sesuai waktu dan mencegah kelalaian dosis. (*)
