26.9 C
Jakarta

Tak Kenal Lelah Berbagi, Semangat Mahindar Berbuah Upakarti

Baca Juga:

 

 

LUMAJANG, MENARA62.CO-Menerima penghargaan Upakarti tahun 2020 dalam Kategori Jasa Pengabdian bukanlah tujuan S.S Mahendar dalam melakukan kegiatan berbagi yang sudah ia lakoni sejak tahun 2005. Dalam program GERTAK (Gerakan Tengok Warga Kurang Mampu) yang ia lakoni sendiri dengan dibantu teman-temannya ini Mahindar sejak lama aktif menengok wilayah yang kurang mampu di Lumajang. “Di Lumajang banyak sekali potensi alam yang kurang tersentuh, setelah selesai kerja, saya kembali ke Lumajang dan membuka usaha kripik pisang karena potensi pisang itu banyak sekali di Lumajang dan dengan harga yang sangat murah sekali,” ujar Mahindar membuka percakapan.

 

Kegemaran Mahindar berkunjung ke satu tempat dan tempat lainnya menggugah keinginannya untuk berbagi hal yang ia punya yakni ketrampilan mengolah makanan dan minuman. “Karena panggilan hati dan keikhlasan, ketika pergi ke pucuk gunung dan melihat kondisi di sana, Alhamdulillah saya masih bisa berbagi dengan teman-teman di sini,”ungkapnya.  Kegiatan yang dilakukan Mahindar tidak main-main, ia yang juga merupakan Wakil Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Lumajang telah mendampingi lebih dari tiga ribu orang dalam berbagai pelatihan yang ia lakukan baik dari wilayah Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sumatera Selatan, dll.

 

Mahindar juga mendorong masyarakat yang ada di berbagai pelosok desa untuk berwirausaha dengan memanfaatkan potensi yang ada di desa. Salah satu desa yang menjadi perhatian Mahindar adalah desa-desa yang ada di Lereng Semeru. “Di lereng Semeru, medannya memang sulit dan harus pakai mobil jeep atau kadang kalau mobilnya tidak kuat maka kita jalan kaki, tetapi ya di situ saya mendampingi ada komunitas, warga Muhammadiyah ‘Aisyiyah, Mualaf, juga dhuafa yang saya dampingi,”ujar wakil ketua PDA Lumajang.

 

Mengangkat Potensi Desa

Diakui Mahindar, butuh kegigihan dalam kegiatan pendampingan yang ia lakukan selama ini. Tidak ada penolakan dari masyarakat, bahkan menurutnya kebanyakan masyarakat akan menerima pelatihan yang ia lakukan. Akan tetapi menurutnya ia harus menumbuhkan minat mereka agar pelatihan yang dilakukan tidak akan sia-sia dan dapat bermanfaat. “Yang penting kita ciptakan senengnya dulu setelah mereka senang dan tidak malas situ saya juga giat melatihnya,” cerita Mahindar. Ia menyampaikan salah satu hal yang menyenangkan adalah setelah melakukan pelatihan, para peserta didiknya akan menghubungi tiga hari kemudian untuk mengabarkan bahwa mereka sudah praktik dan mulai berjualan. “Berarti berhasil kan hasil latihan saya,” tuturnya riang.

 

Membidik masyarakat yang belum mempunyai pekerjaan adalah salah satu trik Mahindar untuk menarik mereka mengikuti pelatihan. Kemudian ia akan mendengarkan permintaan mereka apa karena menurutnya akan percuma dipaksakan kalau mereka tidak minat. “Ibu-ibu pinginnya apa? Kalau bisa potensi yang ada di sini yang kita kembangkan,” tutur Mahindar. Berbagai kemudahan juga disediakan Mahindar bagi mereka yang bersungguh-sungguh ingin mengikuti pelatihan.  Selain ilmu mereka dapatkan, peralatan juga Mahindar pinjamkan  kepada para peserta. Ia juga membantu dalam pemasaran produk dan mendorong mereka untuk mencari pasar sendiri dengan menargetkan lokasi wisata yang ada di Lumajang.

 

Dari pendampingan yang dilakukan Mahindar ia telah berhasil mengangkat potensi alam setempat menjadi lebih bernilai guna. Tercatat inovasi yang ia lakukan adalah diservikasi produk, pemanfaatan singkong, pemanfaatan pisang, pemanfaaan gula merah, pemanfaatan daun kelor, pemanfaatan buah-buahan, pemanfaatan labu kuning. Ia juga mendorong dibuatnya mixer roti & cake dari bahan bekas dan alat praktis perajang pisang. Mahindar juga melakukan pengembangan produk kripik pisang dengan varian rasa, pisang tepung untuk olahan kue , daun kelor untuk nugget, tepung kelor, puding kelor, pemanfaatan empon empon untuk minuman dan manisan. Mahindar juga dinilai telah mempertahankan Lumajang sebagai kota pisang untuk menjaga kearifan lokal serta memperkenalkan varian produk olahan pisang.

 

Bersama untuk Berbagi

Mehandar menyampaikan selama pendampingan ia tidak bekerja sendiri. Ia mengandeng banyak pihak seperti pemerintah desa, dinas perindustrian dan perdagangan, dinas koperasi, serta trainer-trainer dari dinas terkait yang ia minta memberikan pelatihan. “Insya Allah ada 100 item lebih yang bisa saya ajarkan kepada masyarakat,” ungkapnya

 

Terkait pendampingan bagi warga di Lereng Semeru, Mahindar mendapatkan bantuan dari teman-teman yang setia mengantarkannya saat harus menempuh medan yang terjal, ‘Aisyiyah Lumajang, LazisMu Lumajang, bahkan Universitas Muhammadiyah Malang yang bersedia menempatkan mahasiswa KKN di Lumajang untuk dapat mendukung kegiatan pendampingan masyarakat yang ia lakukan. “Saya sangat berterimakasih kepada Pak Muhadjir yang waktu itu merupakan rektor Unmuh Malang, saya ketemu pak Muhadjir saya ngobrol dengan pak Rektor dan saya menawarkan kerjasama. Pak saya ingin ada kerjasama karena banyak masyarakat kita termasuk para mualaf membutuhkan pembinaan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, hukum, dsb,”imbuh Mahindar.

 

Dari pengajuan kerjasama itu Pak Muhadjir kemudian menempatkan mahasiswa KKN dari Unmuh Malang di Lumajang dan ketika anak KKN membutuhkannya sebagai narsumber maka ia selalu siap hadir. “Waktu awal-awal saya dijemput anak-anak dengan mobil ambulan desa, karena kebetulan bupati punya program satu desa satu ambulan, tertolonglah saya untuk transportasi, tapi sekarang saya sudah tidak berani naik ambulan, sekarang Alhamdulillah teman-teman PCA sudah ada yang punya mobil jadi saya lebih mudah,” ujar Mahindar sambil tertawa. Kerjasama ini disebut Mahindar sudah terjalin sekitar tujuh tahun dan masih berlangsung hingga sekarang.

 

Buang Malas, Selalu Berusaha dan Berdoa

Mahindar sangat bersyukur hingga saat ini ia masih diberi sehat dan mampu berbagi sesuai kemampuan yang dimilikinya kepada masyarakat luas. “Pesan saya jangan malas, buang sifat pemalas itu karena setiap manusia diberi keahlian maka keahlian itulah yang kita gali untuk mencari rejeki.” Menurut Mahindar Allah memberikan rejeki lewat keahlian makanya ia menekankan agar membuang sifat malas dan manfaatkan potensi alam yang banyak ada di Indonesia. Ia menambahkan bahwa rejeki itu adalah apa kata Allah yang penting kita bekerja dan berdoa, jangan bekerja saja tidak berdoa karena berdoa itu adalah kekuatan yang luar biasa.

Ibu Mahindar memegang Upakarti

Mahindar menyampaikan ia akan terus berbuat semampunya dan kini bahkan ia sudah berkolaborasi mengembangkan kampung-kampung sesuai potensi yang dimiliki untuk menaikan nilai tambah produk. “Saya sudah berkolaborasi dengan dinas untuk membuat Kampung Tempe, Kampung Kelor, Kampong Tahu, ketika di kampung itu mereka produksi jenis produk tertentu tetapi tidak laku, maka eman kan kalau di buang maka kita dorong untuk mengembangkan menjadi produk lain seperti kering tempe, cake tempe, nugget tempe, nasi kelor, puding kelor, cake kelor, nugget kelor, dan sebagainya, Insya Allah ini akan membuka peluang usaha baru dan memberikan lahan bagi mereka yang belum mempunyai pekerjaan. (Suri)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!