SOLO, MENARA62.COM – Wisuda Periode I Tahun Akademik 2025/2026 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan menghadirkan beragam cerita menarik dari para lulusan. Salah satunya datang dari Tinashe Wesley Muchemwa, S.T., mahasiswa internasional asal Zimbabwe yang berhasil menyelesaikan studinya di Teknik Mesin, Fakultas Teknik.
Tinashe datang dari benua Afrika dengan tekad kuat untuk menimba ilmu di Indonesia. Baginya, kuliah di UMS menjadi perjalanan penuh makna yang tidak akan pernah terlupakan. “Nama saya Tinashe Wesley Muchemwa, saya berasal dari Zimbabwe. Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari UMS,” ungkap Tinashe, Sabtu (20/9) dengan penuh rasa bangga.
Selama berkuliah, ia tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga aktif mengikuti berbagai kegiatan mahasiswa. Salah satu pengalaman paling berkesan adalah saat dirinya bergabung dengan tim Basket UMS. “Saya sangat menyukai bola basket, dan bermain bersama tim Basket UMS memberikan banyak kenangan indah,” kenangnya.
Selain olahraga, Tinashe juga merasakan langsung kekayaan budaya yang ada di Indonesia. Ia beberapa kali mengikuti acara kebudayaan yang diadakan UMS, bahkan pernah tampil menari di panggung. Menariknya, ia juga mencoba berbicara bahasa Jawa. “Saya bisa sedikit Jawa, seperti ‘sami-sami’ atau ‘opo’. Itu menyenangkan sekali,” ujarnya sambil tertawa.
Soal kuliner, Tinashe mengaku jatuh hati dengan makanan khas Indonesia. Dari berbagai hidangan yang dicicipi, nasi goreng pedas menjadi favoritnya. “Nasi goreng adalah makanan favorit saya, apalagi yang pedas. Makanan ini sangat terkenal di Indonesia,” katanya.
Dalam bidang akademik, Tinashe merasa sangat terbantu dengan sistem perkuliahan di UMS. Fasilitas yang tersedia serta dosen yang komunikatif membuatnya bisa mengikuti perkuliahan dengan baik. “Para dosen sangat baik dan bisa berkomunikasi dengan saya. Berkat mereka, saya bisa menyelesaikan studi dan akhirnya lulus hari ini,” ungkapnya penuh rasa syukur.
Sebagai seorang umat Kristen yang menempuh pendidikan di kampus berlandaskan Islam, Tinashe mengaku sangat diterima. Ia sama sekali tidak merasa terasingkan. “Saya tidak pernah merasa dikucilkan. Muhammadiyah menerima baik mahasiswa Kristen maupun Muslim. Saya juga banyak belajar tentang Islam, dan memiliki banyak teman Muslim yang selalu mendukung saya,” jelasnya.
Baginya, keberagaman di UMS menjadi pengalaman yang sangat berharga. Interaksi dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang agama dan budaya justru membuatnya merasa nyaman. “Pengalaman ini sangat luar biasa. Semuanya berjalan dengan baik,” tambahnya.
Di akhir masa studinya, Tinashe menyampaikan harapannya agar UMS terus memberikan kesempatan bagi mahasiswa internasional dari berbagai negara. “Terima kasih banyak UMS. Teruslah membuka peluang bagi mahasiswa dari Afrika, Asia, dan Eropa. UMS telah melakukan pekerjaan yang sangat baik,” ujarnya penuh harapan.
Setelah wisuda, Tinashe berencana kembali ke Zimbabwe. Ia ingin memperkenalkan UMS di negaranya agar semakin banyak mahasiswa Afrika yang bisa menempuh pendidikan di kampus ini. “Saya akan pulang ke Zimbabwe dan memperkenalkan UMS agar dikenal di negara saya,” tegasnya.
Ia juga bertekad untuk memulai karier di bidang teknik penerbangan sesuai dengan disiplin ilmunya. Setelah itu, ia membuka peluang untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. (*)
