31.9 C
Jakarta

Takwa: Teguh Menjalankan Syariat, Sabar Menjauhi Maksiat

Baca Juga:

Takwa, secara bahasa biasa diartikan dengan al-wiqayah (menjaga), al-shiyanah (memelihara) dan al-hadzru (hati-hati). Adapun secara istilah, takwa biasa dimaknai dengan kepatuhan menjalankan segala perintah dan seruan Allah, serta kesabaran dan ketabahan dalam menghindari dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dalam pengertiannya yang umum, takwa meniscayakan dua hal pokok, yaitu: Pertama, melaksanakan perintah Allah. Kedua, menjauhi larangan-Nya.

Lebih lanjut, takwa dapat dimaknai dengan sikap konsisten, teguh dalam menjalankan syariat, serta tabah dan sabar dalam menghindari serta menjauhi maksiat kepada Allah.

Pribadi seorang muttaqin akan selalu setia melebur hati dan jasadnya ke dalam lautan takwa yang luasnya tak bertepi. Dia akan selalu mengisi setiap desah nafasnya, dengan sentuhan-sentuhan takwa. Sebab, dia yakin betul (haqqul yaqin) bahwa hanya dengan takwa inilah, dia akan memperoleh kebahagiaan hakiki di akherat yang abadi nanti serta kebahagiaan hidup di dunia fana ini.

Takwa yang menghunjam di dalam hati sanubari seseorang, akan menjadikannya teguh dalam menjalankan segala perintah Allah. Betapa pun berat dan sulitnya perintah tersebut. Dia akan memperhatikan betul seruan-Nya. Dia yakin, bahwa dalam setiap perintah yang Allah serukan pasti ada kebaikan serta hikmah agung yang tersimpan di dalamnya. Tidak ada sedikit pun keraguan di dalam hatinya, untuk menjalankan perintah Allah. Di saat orang lain enggan melaksanakan perintah-Nya, dia justru bersemangat menjalankannya. Di saat yang lain bermalas-malasan memenuhi seruan-Nya, dia justru sangat rajin untuk menyambut panggilan-Nya. Singkatnya, orang yang bertakwa selalu bergairah dalam menjalankan syariat Allah.

Selain teguh pendirian serta setia menjalankan perintah Allah, orang yang bertakwa juga tabah dan sabar menjauhi segala larangan-Nya. Dia sangat hati-hati ketika melangkahkan kaki menapaki kehidupan ini. Pertanyaan yang selalu bergelayut dalam dirinya, setiap kali melakukan suatu aktivitas adalah, apakah Allah ridla atau tidak dengan apa yang dilakukannya? Apakah bertentangan dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya ataukah tidak? Dia akan memperhatikan betul masalah halal, haram, mubah, makruh, atau syubhat.

Orang yang bertakwa akan menjaga dirinya sekuat tenaga, agar tidak sampai terjerumus ke lembah dosa. Dia akan membentengi dirinya untuk tidak terjerembab ke dalam kubangan lumpur maksiat kepada Allah. Dia akan berusaha semaksimal mungkin agar jangan sampai aliran darah dalam tubuhnya dinodai oleh hal-hal yang diharamkan Allah. Dia akan menjaga makanan dan minumannya dari barang haram. Dia juga akan sangat berhati-hati dalam mencari rizki, sehingga harta yang dimilikinya tidak tercampuri oleh sesuatu yang diharamkan Allah. Dia ikhlas dan sabar berpenghasilan sedikit asal diperoleh dengan cara yang halal, daripada berkelimpahan harta tetapi didapat dengan cara haram. Baginya, keberkahan hidup dengan memegang teguh ajaran Allah jauh lebih mulia, daripada hidup berlimpah materi tetapi jauh dari Allah.

Intinya, karakter seorang yang bertakwa (muttaqin) adalah setia menjalankan syariat, betapa pun berat dan sulitnya pelaksanaan syariat itu, serta sabar dan tabah menjauhi maksiat atau segala yang dilarang Allah.

Ruang Inspirasi, Kamis (13/2/2020).

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!