Alhamdulillahi rabbil alamin kita diberi kesempatan bertemu kembali dengan Ramadhan, demikian bunyi prolog yang disampaikan oleh kyai Abdul Hakim saat mengisi kultum sebelum taraweh dilaksanakan di masjid Darussalam Ngaliyan Semarang, Rabu (16/5/2018) malam.
Masjid di lingkungan perumahan yang berukuran kurang lebih 12×18 meter, tidak mampu lagi menampung jamaah tarawih di malam pertama. Sejumlah jamah yang datang belakangan tidak kebagian tempat di dalam masjid, serambi samping penuh, teras belakang penuh. Mereka pun menggelar sajadah di halaman.
Terimakasih takmir sudah menyediakan tikar, dan cuaca pun cerah hingga shalat berjamaah di halaman pun tidak ada masalah.
Seorang jamaah yang kebetulan, sempat berkomentar setelah selesai shalat, “enak juga ya kalo shalat di tempat terbuka, silir dan nggak gerah,” ujarnya
Sementara itu jamaah lain, Junet mengatakan alhamdulillah jamaah di masjid ini selalu penuh di awal Ramadhan, besok berkurang, seminggu lagi makin berkurang, di akhir Ramadhan jamaah tinggal satu shaf, sebab yang lain pada mudik.
Memang begitulah salah satu kebiasaan Muslim di Indonesia. Ada upaya melanggengkan tradisi mudik menjelang lebaran. “Kata orang jamaah tarawih kan sunah, berbakti sama orang tua itu wajib, kalo orang tua berdomisili di kampung, ya harus mudik. Tapi jangan lupa tunaikan zakat sebelum mudik, itulah yang wajib,” ujar jamaah lainnya.