JAKARTA, MENARA62.COM — Kasubid Permuseuman Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sri Patmiarsi mengatakan, penataan di museum harus dibuat semenarik mungkin sehingga animo dan minat masyarakat berkunjung ke museum tinggi.
“Barangkali tata pamer. Bagaimana orang masuk ke museum dan melihat apa yang tidak pernah dilihat dia dalam sehari-hari. Misal mobil antik di zaman dulu seperti apa. Dibuat penasaran dengan museum ini,” ujarnya.
“Strategi harus dibuat agar yang datang menarik pengunjung. Tata pamer harus berubah,” kata Sri dalam perbincangan bersama Radio Republik Indonesia di Jakarta, Kamis (12/10/2017).
Sri mengatakan, tidak ada kaitan antara sepinya pengunjung dengan harga tiket. Dia memberi contoh, harga tiket museum di Bali rata-rata Rp 50.000 per orang, bahkan museum angkut di Kota Malang, Jawa Timur lebih mahal Rp 80.000 per orang tetapi kunjungan ramai terutama pada hari libur. Seharusnya, dengan harga tiket lebih murah, jumlah pengunjung lebih banyak.
“Kalau murah seharusnya pengunjung lebih banyak lagi tetapi kan tidak berpengaruh. Jadi masalahnya apa, orang datang ke museum dengan tiket mahal sebetulnya apa sih harapannya, mendapatkan pengetahuan,” ujarnya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus mendorong agar museum di Indonesia lebih maju dan semakin dekat dengan masyarakat salah satunya dengan pendekatan teknologi.
“Dikembangkan teknologi, masyarakat kita senang selfie. Bagaimana bisa menarik. Tujuan museum untuk bertugas mengkaji koleksi dalam museum. Informasi harus digali sehingga masyarakat mendapatkan manfaat dari koleksi, memberikan studi misal belajar di museum. Terakhir adalah memberikan kesenangan dari masyarakat,” ujarnya.