SOLO, MENARA62.COM – Takmir Masjid Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan kegiatan rutin yaitu: Kajian Umum Ramadhan Mubarrok (KURMA) dalam serangkaian Gema Kampus Ramadhan (GKR) 1443 H. Kajian pada kesempatan, Rabu (13/04/22) yang bertempat di Hj. Masjid Sudalmiah Rais diisi Prof. Taufik Kasturi, S.Psi., M.Psi., Ph.D. dengan tema “Apakah Sabar, Ada Batasnya?”
Pemateri memberikan gambaran terkait kehidupan sehari-hari yang erat kaitannya dengan kesabaran. Mulai dari : Saya sudah tidak sabar lagi!; Kesabaran saya sudah habis! Sabar itu ada batasnya !! dan lain sebagainya.
“Ini pertanyaan subjektif dan jawabannya akan tergantung siapa yang menjawab. Mengutip dari Qs. Al-Baqarah:45 yakni Maka jadikanlah sabar dan sholat menjadi penolongmu. Yang demikian itu sangat berat, kecuali orang-orang yang khusyuk,” papar Taufiq, Dekan Fakultas Psikologi itu.
Kemudian banyak yang bertanya sabar itu apa sih? Di mana sabar di sini dimaknai sebagai kemampuan mengontrol diri, dan mengendalikan diri. Hal ini masuk pada bagian dari sikap positif, dan apabila dilihat dari segi psikologi ini masuk ranah psikoligi positif.
“Sabar itu tidak ada batasnya, karena sabar itu adalah suatu kekuatan. Orang yang sabar adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya. Apabila seseorang berkata sabar itu ada batasnya, berarti itu bukan sabar,” ungkap Taufik.
Dia menegaskan kembali pada dasar dari sabar itu sendiri, seperti sabda Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Daud. “Barangsiapa yang menahan marah padahal dia mampu untuk melampiaskannya maka Allah SWT akan memanggilnya (membanggakanya) pada hari kiamat di hadapan semua manusia hingga (kemudian) Allah SWT membiarkannya memilih bidadari bermata jeli yang disukainya.”
Menurutnya, sabar itu bukan hanya duduk tafakur, tetapi ‘do some thing‘. Bergerak, produktif dan tidak pasif. Sabar bukan berarti pasrah dan hanya menerima. (Fika)