JAKARTA, MENARA62.COM – Pameran hasil produk SMK dengan Model Teaching Factory (TEFA) 2021 resmi dibuka oleh Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti, pada Rabu (15/12). Bertempat di SMKN 57 Jakarta, Unjuk Tampil New Product TEFA yang berlangsung secara hibrida itu mengangkat tema “Bangga Produk SMK, Bangga Produk Indonesia.”
Unjuk Tampil New Product TEFA digelar sebagai sarana pengenalan, peluncuran, dan pemasaran hasil produk 60 SMK Penerima Bantuan Pemerintah New Teaching Factory 2021. Sekaligus juga dalam rangka menarik atensi dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja (DUDIKA), dan masyarakat umum terhadap program yang ada di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).
Acara ini menghadirkan berbagai aktivitas menarik, seperti pameran produk SMK TEFA, unjuk kemampuan SMK Tata Boga, serta makan malam guna memperkuat jejaring (networking dinner) antara SMK dengan DUDIKA.
Sesjen Kemendikbudristek, Suharti, mengatakan Kemendikbudristek berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pada ranah vokasi. “Salah satu komponen inti dari pengajaran SMK adalah membekali peserta didik dengan keterampilan yang relevan dan nantinya bermanfaat di dunia kerja,” ujarnya dalam acara Unjuk Tampil New Teaching Factory (TEFA), Rabu (15/12).
Lebih lanjut ia menjelaskan, teaching factory adalah suatu model pembelajaran yang berkelanjutan. Melalui teaching factory, peserta didik dapat meningkatkan keterampilan dengan praktik langsung. “Selain itu, secara institusi, SMK dapat memperoleh tambahan pendapatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kualitas pengajaran,” ujar Suharti.
Kepada para kepala sekolah, Suharti mengapresiasi upaya sekolah dalam mengembangkan SMK di berbagai wilayah. Ia mengajak seluruh pimpinan SMK terus berinovasi dan mencari aspek-aspek yang bisa dikembangkan dan dikolaborasikan. “Saya percaya bahwa Bapak/Ibu sangat besar dalam mendorong pendidikan SMK menjadi lebih berdaya guna,” ucapnya yakin.
Sementara itu, kepada para peserta didik, ia berpesan agar terus semangat belajar meski proses pembelajaran saat ini harus menempuh berbagai tantangan. Menurut Suharti, belajar itu sejatinya tidak hanya berlangsung di dalam kelas. Suharti optimistis, hal-hal yang dipelajari di kelas dapat dipadukan dengan ide kreatif individu untuk menghasilkan hal-hal baru.
“Saya berharap, di antara adik-adik, banyak yang nantinya berhasil menjadi pengusaha. Ketika sudah sukses nanti, jangan lupa untuk berbagi ilmu kepada para juniornya,” tuturnya.
Ia juga mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam mendukung seluruh SMK di Indonesia agar dapat terus berkembang. “Mari kita dukung dengan membeli produknya. Setiap rupiah yang kita belanjakan akan mereka manfaatkan untuk belajar lebih banyak lagi,” ujarnya. Ia kemudian mengajak hadirin berkunjung ke stan pameran karya peserta didik yang berada di SMKN 57 Jakarta.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi), Wikan Sakarinto mengatakan, pameran hasil produk TEFA 2021 bertujuan untuk meluncurkan produk-produk karya anak Indonesia hasil pendampingan dengan mitra industri. “Hal ini memberi manfaat bagi SMK karena dalam meluncurkan produknya, SMK Teaching Factory membutuhkan pembukaan akses (exposure) supaya SMK dapat mengenalkan produknya kepada masyarakat luas dan mitra industri,” ujarnya. Ia menuturkan, acara ini terbuka bagi para SMK TEFA, pelaku bisnis, dan seluruh SMK yang ingin mendapatkan pengetahuan dan informasi tentang produk SMK serta bantuan teaching factory.
Pendekatan Baru Penyaluran Bantuan TEFA
Wikan mengatakan, bantuan pemerintah untuk mengembangkan TEFA bagi SMK bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan diproduksikan guna meningkatkan kualitas pembelajaran dalam SMK. Penggunaan dana ini sebelumnya hanya mengacu pada keterserapan dana tersebut sebagai indikator keberhasilan.
“Akibatnya, setelah bantuan berakhir SMK tidak dapat melanjutkan proses produksi (tidak berkesinambungan),” ungkapnya.
Oleh karena itu, jelas Wikan, dalam New Teaching Factory dilakukan pendekatan baru dalam pemberian bantuan pemerintah untuk TEFA 2021. Sebelum diberikan bantuan, SMK calon penerima bantuan diberikan pemahaman mendasar tentang design thinking, Higher Order of Thinking Skills (HOTS), penguatan karakter, strategi penjabaran ide bisnis ke dalam konsep visual (business model canvas), presentasi singkat guna memicu minat orang lain atas apa yang kita lakukan (elevator pitch), dan lain-lain.
Wikan menekankan bahwa indikator penilaian yang diterapkan bukan hanya proposal dan persyaratan administrasi lainnya, tetapi SMK harus melewati seleksi bertahap untuk menjelaskan ide bisnis maupun produknya dengan menggunakan metode business model canvas untuk meyakinkan (pitching) para ahli (expert) dan profesional dari kalangan akademisi, bisnis, komunitas, dan pemerintah.
TEFA 2021 awalnya diikuti oleh 949 SMK. Kemudian terseleksi 120 SMK dan akhirnya terpilih 60 SMK. “Setelah melalui seleksi bertahap ini, terpilihlah 60 SMK penerima bantuan Teaching Factory tahun anggaran 2021. Penggunaan dana nantinya sangat fleksibel, bukan hanya untuk peralatan, namun untuk pembelian bahan baku, manajemen dan pemasaran,” jelas Wikan. Menurutnya, Unjuk Tampil New Product TEFA 2021 juga merupakan bentuk apresiasi bagi SMK-SMK yang telah melalui berbagai proses seleksi. Dalam Unjuk Tampil New Product TEFA 2021 tersebut hadir juga Chef Rahmat Kusnendi, President of Indonesia Pastry Alliance (IPA), serta perwakilan siswa SMKN 9 Bandung, dan SMKN 27 Jakarta.