JAKARTA, MENARA62.COM – Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengungkapkan banyak layanan terkait aplikasi teknologi nuklir untuk maksud damai di BATAN, yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat. Termasuk layanan dari iradiator yang dapat menembakkan radiasi terkontrol yang tidak meninggalkan sisa radiasi berbahaya.
Teknologi iradiasi dapat diterapkan pada proses sterilisasi makanan, maupun produk organik lainnya, yang mudah membusuk jika tidak dilakukan teknologi pengawetan. Teknologi iradiasi ini dapat menggantikan teknologi pengawetan makanan yang menggunakan bahan kimia biasa.
“Fasilitas iradiator yang seperti ini di Indonesia hanya ada dua, dimana salah satunya di sini dan lainnya milik perusahaan milik asing (PMA),” kata Bambang saat mengunjungi BATAN, pekan lalu.
Menurutnya teknologi iradiasi ini perlu digiatkan pada pelaku bisnis. Karena dibandingkan harus melakukan radiasi ke luar negeri tentunya mereka akan memilih yang prosesnya lebih cepat dan dekat dengan biaya juga lebih murah.
‘Perlu dicek pelabuhan mana saja yang memiliki potensi komoditas yang perlu diiradiasi bukan hanya dilihat dari volume kebutuhannya saja, tetapi juga variannya,” ujar Menristek/Ka BRIN.
Fasilitas Iradiator Gamma Merah Putih (IGMP) didirikan untuk mendukung pelaku usaha untuk mempermudah proses sterilisasi suatu komoditas dan atau produk agar produk terkait dapat mempertahankan kualitas dan performa-nya, serta meningkatkan keamanan, mutu dan daya simpan, tanpa meninggalkan residu bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Menristek/Ka BRIN mengungkapkan pentingnya dilakukan sosialisasi secara kontinyu terhadap masyarakat, khususnya kalangan pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), rumah sakit dan industri untuk dapat memanfaatkan berbagai aplikasi teknologi nuklir untuk.maksud damai, yang selama ini merupakan pencapaian dari BATAN.
BATAN telah lama menguasai penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) teknologi tenaga nuklir untuk maksud damai (peaceful uses of nuclear technology) di Indonesia.
BATAN juga menjadi anggota Badan Tenaga Atom Internasional seperti IAEA (International Atomic Energy Agency) dan FNCA (Forum for Nuclear Cooperation in Asia), karena telah mampu menghasilkan produk – produk inovasi teknologi nuklir untuk maksud damai, yang dapat dimanfaatkan masyarakat. Salah satu produk inovasi teknologi BATAN dalam bidang kesehatan, adalah produk – produk yang telah dihasilkan oleh Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka (PTRR) yang dapat digunakan untuk kebutuhan diagnosis dan penyembuhan beberapa penyakit, terutama penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, kanker dan gagal ginjal.
Dalam inovasi terbarunya, PTRR BATAN bekerjasama dengan PT Kimia Farma menghasilkan produk Endoneuroscan KaeF Terapi yang menjadi pengobatan untuk kanker neuroblastoma.
Inovasi teknologi nuklir lainnya juga dihasilkan dari Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG – GAS). Reaktor ini adalah reaktor riset tipe kolam dengan bahan bakar uranium silisida. RSG – GAS dikelola dan dioperasikan oleh Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) BATAN, yang memiliki tugas untuk memberikan layanan teknologi yang berhubungan dengan jasa teknologi iradiasi neutron, jasa teknologi iradiasi batu topaz, dan teknologi penyediaan air bebas mineral kepada pelanggan..
Selain itu, BATAN juga menangani pengamanan zat radioaktif di Indonesia. Berbagai teknologi penggunaan zat radioaktif, telah digunakan lebih dari 300 perusahaan, industri, institusi maupun rumah sakit di Indonesia. Tentu saja setelah pemakaian, limbah radioaktif perlu dikelola dengan baik. Dalam hal ini pengamanan dan pengolahan limbah dilaksanakan oleh Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN.