32.5 C
Jakarta

Tentara Saudi Beraksi Maut ala Koboi, Raja Salman Telepon Donald Trump

Baca Juga:

RIYADH, MENARA62.COM – Sebuah aksi maut ala koboi dari seorang tentara Arab Saudi di Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), Pensacola, Florida, yang menewaskan tiga orang, mengoyak persekutuan kedua negara. Raja Arab Saudi, Salman, segera menelepon Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk menyampaikan “belasungkawa yang tulus”.

“Pelakunya seorang peserta pelatihan Angkatan Udara Saudi, tidak mewakili orang-orang Saudi yang sangat menghormati rakyat Amerika,” kata Raja Salman seperti dilansir laman Arab News, Sabtu (7/12/2019).

Ia menyampaikan simpatinya kepada keluarga dan teman-teman para korban. “Saya berdoa untuk pemulihan cepat mereka yang terluka selama serangan itu,” imbuhnya.

Raja Salman menegaskan, Arab Saudi berdiri di AS pada suasana berkabung itu. ”Rakyat Saudi sangat marah dengan tindakan biadab si penembak, dan bahwa orang ini sama sekali tidak, dalam bentuk apa pun, mewakili perasaan rakyat Saudi,” ujarnya.

Raja Salman memerintahkan dinas keamanan Saudi untuk bekerja sama sepenuhnya dengan agen-agen AS yang relevan untuk berbagi semua informasi yang akan membantu mengungkap keadaan seputar penembakan.

Presiden Donald Trump membenarkan tentang kontak teleponnya dengan Raja Salman. “Orang-orang Saudi sangat marah dengan tindakan biadab dari penembak, dan bahwa orang ini dengan cara apa pun tidak mewakili bentuk perasaan orang-orang Saudi yang mencintai rakyat Amerika,” ungkapnya.

Sikap Solidaritas

Secara terpisah, Menteri Negara Urusan Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir juga menyampaikas duka citanya. “Simpati terdalam dan belasungkawa tulus saya sampaikan kepada orang-orang Amerika, dan kepada keluarga mereka yang terkena dampak tragedi yang terjadi di Pensacola,” katanya.

Duta Besar Arab Saudi untuk Putri AS, Reema binti Bandar, mengatakan, pemikirannya ada pada keluarga mereka yang terkena dampak penembakan itu. “Orang-orang Saudi bersatu dalam kecaman mereka atas kejahatan ini. Kami berdiri dalam solidaritas dengan teman-teman Amerika kami selama masa-masa sulit ini,” katanya.

Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan menggambarkan penembakan itu sebagai “kejahatan keji”. “Kerajaan menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga para korban, dan kepada orang-orang Amerika. Kami salut dengan keberanian mereka yang menetralisir ancaman dan menyelamatkan nyawa, ” katanya.

Wakil Menteri Pertahanan Pangeran Khalid bin Salman juga menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang terkena dampak. Dia mengatakan, seperti banyak personel militer Saudi, dia dilatih di pangkalan militer AS.

“Kami menggunakan pelatihan yang berharga itu untuk bertarung bersama dengan sekutu Amerika kami melawan terorisme dan ancaman lainnya,” kata Pangeran Khalid melalui Twitter.

“Sejumlah besar lulusan Saudi dari Pangkalan Udara Angkatan Laut di Pensacola pindah untuk melayani dengan rekan-rekan AS mereka di medan perang di seluruh dunia, membantu menjaga keamanan regional dan global. Peristiwa tragis hari ini sangat dikutuk oleh semua orang di Arab Saudi,” sambung Khalid.

Pelaku Ikut Tewas

Penembakan tersebut terjadi pada waktu fajar di sebuah ruang kelas lantai II, Jumat (6/12/2019) pukul 06.51 waktu Florida. Pelakunya adalah seorang pria peserta pelatihan militer dari Saudi. Setelah melakukan penembakan yang menewaskan tiga orang, dia sendiri tewas di tangan deputi sherif yang ikut terluka bersama sebelas orang lainnya.

Sherif David Morgan mengisahkan, tersangka menggunakan pistol dalam penembakan itu. “Dia berjalan menuju TKP seperti berada di lokasi syuting film,” katanya. Beberapa menit kemudian, seorang deputi sherif menembak mati si penyerang di sebuah ruang kelas.

Menurut Gubernur Florida, Ron DeSantis, tersangka adalah seorang warga negara Saudi yang menghadiri pelatihan di pangkalan itu sebagai bagian dari program lama Angkatan Laut yang terbuka bagi sekutu AS seperti Saudi. “Motif kekerasan itu sedang diselidiki,” katanya.

Ia menyatakan, akan banyak pertanyaan tentang pelaku yang menjadi bagian dari Angkatan Udara Saudi. “Kemudian berada di sini berlatih di tanah kami. Pemerintah Arab Saudi perlu memperbaiki keadaan untuk para korban ini. Mereka akan berhutang di sini, mengingat ini adalah salah satu dari mereka.” kata DeSantis pada konferensi pers.

Mengutip laman resmi militer AS, Pangkalan Pensacola — yang terletak di dekat perbatasan Florida dengan Alabama — adalah tempat pelatihan utama bagi Angkatan Laut AS dan basa camp bagi skuadron demonstrasi penerbangan aerobatik Blue Angels. Pangkalan itu mempekerjakan sekitar 16.000 personel militer dan 7.400 personel sipil, menurut situs web pangkalan itu.

Personel militer dari seluruh banyak negara datang ke pangkalan tersebut untuk pelatihan penerbangan. Menurut siaran pers pada 15 November 2019, dalam beberapa pekan terakhir sebanyak 18 penerbang angkatan laut dan dua anggota awak udara dari Angkatan Laut Kerajaan Saudi sedang berlatih di sana.

Tidak jelas apakah si penembak adalah bagian dari rombongan tersebut. Yang pasti, mereka berada di bawah program Angkatan Laut yang menawarkan pelatihan kepada sekutu AS, yang dikenal sebagai Kegiatan Lapangan Bantuan Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Angkatan Laut.

Seseorang yang akrab dengan program tersebut mengatakan bahwa perwira Angkatan Udara Saudi yang dipilih untuk pelatihan militer di AS melalui seleksi sangat ketat.

“Personel Saudi ‘dipilih sendiri’ oleh militer mereka dan seringkali berasal dari keluarga elite,” kata sumber anonim, seperti dikutip Aljazeera dari Kantor Berita Reuters.

Meskipun pangkalan militer tersebut menampung persenjataan paling kuat di negara AS, personel militer biasanya dilarang membawa senjata. Kecuali, jika mereka merupakan bagian melekat dari tugas sehari-harinya.

Walikota Pensacola Grover Robinson mengatakan kepada wartawan bahwa pangkalan itu adalah “bagian yang sangat penting dari komunitas kami”. “Kami kota militer. Hati dan doa kita terhubung dengan semua yang melayani kita setiap hari,” ucapnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!