MADIUN, MENARA62.COM — Momen wisuda ini menjadi waktu yang tepat untuk menumbuhkan konsep link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja yang dimotori oleh perguruan tinggi, dunia kerja (perusahaan), dan pemerintah. Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat (PPSDMPD), Suharto, mewakili Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) saat memimpin Wisuda yang diikuti sebanyak 111 orang Ahli Madya Diploma III Angkatan ke-3 lulusan Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun pada Selasa, (3/9/2019).
Dalam sambutannya, Suharto mengungkapkan bahwa perkembangan Perkeretaapian Indonesia apabila mengacu pada Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, membuka peluang kerja yang sangat lebar bagi SDM perkeretaapian di mana pada tahun 2030 perluasan jaringan perkeretaapian akan mencapai 10.524 Km dengan pembangunan Infrastrukur yang tersebar di Pulau Jawa-Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
“Pengembangan pelayanan perkeretaapian di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua tersebut direncanakan mampu melayani perjalanan penumpang sebesar 929,5 juta orang per tahun,” ungkap Suharto.
Salah satu yang menjadi fokus pemerintah, Suharto menambahkan, adalah pembangunan perkeretaapian perkotaan dengan melanjutkan pembangunan MRT Jakarta fase II serta pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sepanjang 142 km yang ditargetkan siap beroperasi pada tahun 2021.
“Yang menjadi kunci dalam berbagai pembangunan infrastruktur tersebut adalah tersedianya SDM yang profesional dan kompeten, peningkatan kualitas SDM dapat ditempuh dengan perbaikan di bidang pendidikan. Untuk itu API Madiun harus tampil sebagai garda terdepan dalam mencetak SDM yang unggul dan kompetitif di masa depan di bidang Perkeretaapian serta adaptif dan kompetitif menghadapi perubahan di era industri 4.0”, imbuh Suharto.
Untuk itu, Suharto mengungkapkan, bahwa link and match antara dunia pendidikan dan dunia kerja merupakan sebuah keharusan, agar lulusan API Madiun dapat terserap di dunia kerja dan stakeholder perkeretaapian juga mendapatkan SDM yang profesional.
“Perguruan tinggi harus mampu memprediksi dan mengantisipasi kompetensi apa yang dibutuhkan dunia kerja, di lain pihak stakeholder bidang perkeretaapian juga harus membuka pintu selebar-lebarnya bagi taruna perguruan tinggi untuk bekerja di perusahaan mereka. Sementara pemerintah harus serius dalam mengimplementasikan program link and match,” pungkas Suharto.
Para wisudawan kali ini berasal dari program DIII Manajemen Transportasi Perkeretaapian sebanyak 30 orang, DIII Teknik Mekanika Perkeretaapian sebanyak 26 orang, DIII Teknik Bangunan dan Jalur Perkeretaapian sebanyak 28 orang, dan DIII Teknik Elektro Perkeretaapian sebanyak 27 orang. Dengan jumlah lulusan kali ini 71% langsung terserap pada stakeholder Perkeretaapian.
Di bawah BPSDM Perhubungan, untuk pendidikan perkeretaapian terdapat 2 perguruan tinggi yaitu Sekolah Tinggi Transportasi Darat di Bekasi dan Akademi Perkeretaapian Indonesia di Madiun. API Madiun, secara khusus sistem kurikulum dibuat spesifik terkait sistem perkeretaapian seperti infrastruktur kereta api, sistem persinyalan, kelistrikan dan telekomunikasi kereta api serta sistem pengoperasian kereta api sehingga lulusannya lebih diarahkan pada pemenuhan kebutuhan operator disamping juga untuk memenuhi kebutuhan SDM regulator sedangkan STTD sebagian besar lulusannya diserap oleh regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan.