28.2 C
Jakarta

Tidak Semua Anak Pendek adalah Stunting

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Semua anak dengan stunting memiliki perawakan pendek, namun tidak semua anak pendek menderita stunting. Hal ini menjadi salah satu kesalahan atau pitfall yang umum dalam diagnosis yang dapat berakibat pada penanganan yang tidak tepat bagi anak-anak dengan perawakan pendek. Demikian dikemukakan dalam acara bedah buku  berjudul “Pitfalls pada Diagnosis Perawakan Pendek,” yang diadakan oleh Yayasan Kesehatan Anak Global (YKAG) bekerja sama dengan Kelompok Kerja Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat untuk Program Kesehatan Prioritas (Pokja RCCE+) pada 4 November 2024.

.

Ada lima poin penting yang ditekankan dalam buku yang ditulis oleh Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI (Hon.) tersebut, yaitu : 1) Pertumbuhan anak adalah indikator utama kesehatan dan status gizi mereka, dan penurunan pertumbuhan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Maka penting untuk memantau pertumbuhan anak secara berkala. 2) Gangguan pertumbuhan bisa terjadi akibat ketidakseimbangan hormon atau faktor genetik, yang harus dievaluasi dengan metode yang tepat. 3) Pentingnya penggunaan alat bantu kurva pertumbuhan yang sesuai dalam memantau pertumbuhan anak, serta pemahaman bahwa tidak semua anak pendek mengalami stunting. 4) Masalah pertumbuhan anak bukan hanya masalah gizi. Perlu pendekatan komprehensif dalam evaluasi masalah pertumbuhan anak yang melibatkan pemeriksaan riwayat keluarga, hormon, hingga kromosom, serta mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, dan emosional. 5) Untuk memastikan anak tumbuh optimal, perlu kolaborasi antara sektor kesehatan, pendidikan, dan sosial.

“Buku ini hadir dari pengalaman saya selama hampir tiga dekade sebagai dokter ahli endokrin dan peneliti pertumbuhan anak. Dalam praktik sehari-hari, saya sering menemui berbagai kesalahan umum dalam diagnosis anak dengan perawakan pendek,” lanjut Prof. Aman. “Saya berharap buku ini dapat membantu para praktisi kesehatan menghindari kesalahan tersebut sehingga anak-anak dengan perawakan pendek bisa mendapatkan penanganan yang sesuai. “

Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menyampaikan apresiasi dan harapannya atas terbitnya buku ini. “Saya berharap akan semakin banyak tenaga kesehatan seperti Prof. Aman yang mampu menuangkan ilmu dan pemikirannya dalam bentuk buku sehingga memberikan pencerahan bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat dan membuat kesehatan rakyat Indonesia menjadi lebih baik”.

Harapan senada juga disampaikan Prof. dr. Badriul Hegar Syarif, PhD, SpA(K), Ketua Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dalam sambutannya. “Harapan saya buku ini dapat memberi panduan praktis bagi tenaga kesehatan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam mendiagnosis dan menata laksana stunting.”

Terkait buku tersebut,  dr. Tri Novia Maulani, perwakilan dari Puskesmas Cilandak, Jakarta Selatan turut menanggapi. “Buku ini menambah wawasan kami sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas dalam memahami perbedaan antara perawakan pendek dan stunting, serta bagaimana mendiagnosis keduanya dengan lebih tepat. Pemahaman ini penting agar kami bisa memberikan penanganan yang sesuai kepada setiap anak, tahu kapan harus merujuk, sehingga mereka mendapatkan intervensi yang tepat sesuai kondisi mereka,.”

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!