KUPANG, MENARA62.COM– Relawan Muhammadiyah yang bertugas di Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu Emergency Medical Team (EMT) Nasional Muhammadiyah, tim asistensi serta tim logistik dan peralatan (logpal) yang mendukung layanan kemanusiaan di NTT sudah mengakhiri tugasnya dalam respon tanggap darurat banjir longsor akibat badai siklon Seroja.
Demikian disampaikan oleh Indrayanto, Koordinator Divisi Tanggap Darurat, Rehabilitasi dan Rekonstruksi MDMC PP Muhammadiyah dalam keterangannya Jum’at (23/04/2021). “Tim asistensi, logpal dan sebagian anggota EMT Nasional Muhammadiyah sudah ditarik,” kata Indrayanto.
Untuk tim yang masih berada di NTT, menurut Indrayanto adalah tim medis asal beberapa rumah sakit yang juga akan segera ditarik. “Tim medis dari Jawa Tengah yang bertugas di Malaka, RSIJ Cempaka Putih di Alor, RSI Jakarta Sukapura di Rote dan RSI Jakarta Cempaka Putih di Alor akan ditarik Minggu (25/04),“ imbuhnya.
Dalam respon tanggap darurat di NTT, Muhammadiyah melibatkan berbagai unsur organisasinya baik yang berasal dari NTT sendiri maupun luar NTT. Indrayanto mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang terlibat dalam respon di NTT kali ini. “Kami ucapkan terima kasih kepada lembaga, organisasi otonom dan Amal Usaha Muhammadiyah yang sudah mendukung respon kali ini,” ujarnya.
Selama bertugas di NTT, berbagai aktifitas layanan untuk membantu warga penyintas dalam respon bencana badai siklon tropis Seroja di Nusa Tenggara Timur oleh para relawan Muhammadiyah tersebut. Bukan hanya layanan utama yaitu pemeriksaan kesehatan, namun juga koordinasi dengan semua stakeholder kebencanaan di NTT dan asistensi respon tanggap darurat oleh relawan Muhammadiyah lokal.
Chairil Anam, adalah anggota tim asistensi MDMC PP Muhammadiyah yang bertugas mengkoordinasikan tugas relawan Muhammadiyah di Kupang dan sekitarnya. “Saya bertugas berkoordinasi dengan berbagai pemangku kebijakan baik dari unsur Muhammadiyah NTT, pemerintah daerah dan berbagai lembaga kemanusiaan non pemerintah (NGO) yang melaksanakan layanan kemanusiaan di NTT,” katanya.
Menurut Chairil Anam, dirinya tidak mengalami hambatan berarti dalam melaksanakan tugas terutama dengan berbagai NGO yang sama-sama melaksanakan layanan kemanusiaan di NTT, meskipun NGO-NGO tersebut heterogen, kebanyakan berbasis agama baik Kristen Katolik maupun Islam.
“Alhamdulillah, mewakili MDMC saya bisa menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai NGO disini. Kami punya grup komunikasi yang secara rutin berbagi dan mengupdate informasi dari lapangan serta saling membantu satu dengan lainnya,” kata Chairil Anam.
Chairil Anam mencontohkan saat dirinya diminta menjadi pemateri dalam pelatihan bagi relawan Perhimpunan Keluarga Bencana Indonesia (PKBI) Kupang. “PKBI Kupang ini punya kelompok relawan remaja gereja dan mereka punya inisiasi untuk membuat kelompok relawan remaja gereja itu menjadi remaja tanggap bencana. Saya diminta 7mengisi materi terkait konsep dasar bencana,” tuturnya.
Chairil Anam mengungkapkan rasa senangnya mengisi materi kebencanaan kepada para remaja gereja dari PKBI tersebut. “Mereka sangat antusias dalam mengikuti materi yang saya berikan yaitu konsep dasar tentang bencana dan ada semangat kebersamaan yang saya rasakan bahkan satu pemahaman bahwa dalam bencana, perbedaan yang ada tidak menjadi halangan untuk berkolaborasi,” imbuhnya.
Sementara itu di Lembata, tim logpal EMT Nasional Muhammadiyah bersama dengan relawan MDMC Lembata dan warga setempat berhasil memperbaiki sumber air bersih yang mengalami kerusakan jaringan pipa serta bak penampungan air di Desa Wowong, Kecamatan Omesuri. Sumber air bersih tersebut dimanfaatkan oleh kurang lebih 113 KK warga Desa Wowong. (Tim Media MDMC).