28.8 C
Jakarta

Tim FHC Kemenkes Sisir Gizi Buruk Dan Campak Di Asmat

Baca Juga:

ASMAT, MENARA62.COM – Tim Flying Health Care (FHC) Kemenkes RI gelombang 3 mengecek (sweeping) alur kerja pemberian imunisasi campak pasca pencabutan kejadian luar biasa (KLB) di Kabupaten Asmat, Papua.

Kegiatan pengecekan tersebut digalang bersama tim kesehatan TNI dan Polri. Sebanyak 22 anggota tim gabungan kesehatan dibagi ke dua distrik, yakni Sirets dan Akat.

Tim FHC Kemenkes yang diperkuat oleh PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Franky dan dr. Iqbal disebar ke dua distrik tersebut. Dua perawat dari RSAB Harapan Kita dan RSCM pun turut dilibatkan.

Perjalanan dari distrik Agats ke Akat membutuhkan waktu 45 menit hanya bisa ditempuh via sungai dengan speedboat. Sepanjang perjalanan, tim melihat rumah-rumah bivak ataupun perahu ketinting yang ditinggali keluarga suku Asmat di tepian sungai.

“Misi kami melakukan pengecekan pemberian vaksin campak dan gizi buruk serta memberi pelayanan serta penyuluhan kesehatan kepada masyarakat,” jelas dr. Franky.

Setiba di Agats, tim langsung mendata fasilitas kesehatan beserta data lain yang dibutuhkan.

“Sebelumnya, ada 101 anak terkena campak di Akat sejak September-Desember 2017,” jelas Kepala Puskesmas Ayam, Distrik Akat Teguh Sunarto, SKM.

Sedangkan cakupan imunisasi campak di 12 kampung telah terlayani sebanyak 1.470 anak per 28 Januari 2018 lalu.

Kasus campak dengan komplikasi, diakui Teguh, sering ditemukan di kampung Fakan. Dengan capaian optimal tersebut, Teguh dan timnya yang terdiri dari 5 bidan serta 6 perawat dibantu sekitar 19 kader kesehatan.

“Kami rutin lakukan Pusling (Puskesmas keliling) setiap dua hari sekali karena enam kampung tidak ada pustu (puskesmas pembantu),” jelas Teguh.

Mendengar keterangan tersebut, dr. Franky mengacungi jempol kepada tim Puskesmas Ayam. Lantaran ia sempat mengecek satu kampung terdekat dengan jumlah penderita campak terbanyak. Hasilnya, lima anak yang sempat terkena campak sekitar dua minggu lalu telah sehat dan pulih.

“Campak nihil dan tak ada temuan baru. Dicek lagi pemberian vitamin A sekaligus sweeping campak,” ujar Franky menegaskan.

Ia pun meminta warga yang anaknya sempat terkena campak agar tak khawatir. Lantaran setelah seminggu terpapar virus, tubuh anak akan membentuk antibodi campak. Sehingga diperkirakan kebal pada penyakit tersebut dalam jangka waktu yang lama. Namun, ia berpesan agar sebaiknya anak yang belum terkena, divaksinasi. Sedangkan yang pernah campak bisa mengantisipasi terulang kembali dengan vaksin juga.

Untuk mendukung gizi keluarga, Puskesmas Ayam juga rutin membagikan makanan bernutrisi untuk sarapan bagi ibu hamil. Program 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) telah dijalankan setiap hari sejak setahun lalu untuk mendukung nutrisi ibu sejak kehamilan hingga bayi lahir.

“Gizi buruk belum ditemukan lagi. Kalau gizi kurang masih ada dengan temuan dua anak di bivak yang sudah dirujuk ke RSUD Agats,” jelas Teguh.

Sementara, dr. Iqbal yang melakukan pengecekan di distrik Sirets menegaskan, cakupan imunisasi campak di 8 kampung menunjukkan sekitar 918 anak telah terlayani.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!