BANTUL, MENARA62.COM — Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) 028 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) memberikan pelatihan membuat kripik kepada warga Dusun Polisiyo, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Bahan baku kripik menggunakan potensi yang ada dusun tersebut yaitu tempe dan bayam.
Dijelaskan Dr. Arni Surwanti, M.Si., dosen pembimbing KKN 028 UMY tahun akademik 2019/2020, pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan deversifikasi usaha bagi warga Dusun Polosiyo. Selama ini mereka telah memiliki usaha industri kecil atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memproduksi tempe, makanan keringan, dan pembuatan gula batu.
“Dengan demikian diharapkan ada sinergi antar UMKM di Dusun Polosiyo. Upaya ini dimaksudkan untuk perluasan kesempatan kerja melalui menciptakan wirausaha-wirausaha baru melalui pengembangkan industri rumah tangga. Diharapkan upaya ini dapat mengurangi kemiskinan yang merupakan salah satu capaian dalan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” kata Arni Surwanti, Jumat (7/2/2020).
Lebih lanjut Arni menjelaskan program pelatihan ini diikuti ibu-ibu Dusun Polosiyo. Rangkain program pelatihan ini mencakupi tata cara pemilihan tempe yang baik, kemudian bagaimana cara pemotongan tempe yang benar serta menggoreng keripik agar menjadi gurih dan renyah.
Selain itu, kata Arni, tidak hanya tempe saja yang menjadi bahan keripik, namun juga bayam. Bahkan bahan lain yang melimpah di dusun tersebut seperti daun singkong, kacang, paru dan lain-lain.
Setelah membuat keripik, lanjut Arni, warga Polosiyo juga diberikan pelatihan pengemasan produk yang baik yaitu menggunakan plastik dengan ketebalan 0,10 sampai 0,12 mm. Serta pemberian label produk yang mencakup informasi tentang nama produk, komposisi bahan, waktu kadaluwarsa, berat produk. Mereka juga didorong untuk mengurus izin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT).
Pelatihan, kata Arni, menghadirkan narasumber Widuri, pemilik UMKM yang sudah cukup sukses menembus pasaran nasional dalam bidang makanan kering. Ibu-ibu Dusun Polosiyo sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan ini.
“Antusiasme warga dalam program pelatihan ini diharapkan ke depan mampu menciptakan usaha-usaha kecil baru. Tentunya dengan inovasi-inovasi baru baik yang menambah keragaman produk dan kualitasnya. Sehingga bisa menambah pendapatan kepada ibu-ibu di Dusun Polosiyo,” harap Arni.