26.5 C
Jakarta

Tim Peneliti Polimedia Berhasil Kembangkan Filament 3D Printing Ramah Lingkungan dari Tandan Kosong Kelapa Sawit

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Tim Peneliti Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) berhasil mengembangkan filament 3D printing ramah lingkungan berbasis biokomposit dengan memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit sebagai bahan baku utama. Inovasi ini dikembangkan dalam penelitian berjudul “Formulasi Biokomposit Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Material Filamen 3D Printing Guna Mendukung Perkembangan Industri Manufaktur Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan”.

Tim peneliti beranggotakan dosen Polimedia yang diketuai oleh Dr. Handika Rahmayati, M.Si dan bermitra dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Adapun dalam mengembangkan penelitiannya, Tim Polimedia berfokus pada pengelolaan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menjadi bahan baku alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk kebutuhan industri manufaktur berbasis teknologi cetak 3D. Filament dibuat dari Polylactic Acid (PLA) dan selulosa TKKS dengan meliputi proses pencampuran, pengeringan, dan ekstursi menggunakan mesin ekstruder single-screw.

Ketua Peneliti, Handika Dany Rahmayanti mengatakan bahwa penelitian ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk memanfaatkan TKKS menjadi material bernilai tinggi dan ramah lingkungan, serta dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran di Polimedia.

“Kami di Polimedia punya jurusan yang relate dengan percetakan, yakni ada Jurusan Teknologi Industri yang terdiri dari prodi Teknik Grafika, Pemeliharaan Mesin, dan Teknologi Rekayasa Pengemasan. Mudah-mudahan dari hasil penelitian ini dapat memberikan insight hasil cetak 3D dan inginnya bersama industri bisa sama-sama merumuskan,” ujar Handika saat ditemui di Kampus Polimedia, Jakarta.

Diseminasi penelitian ini juga disampaikan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FDG) bertajuk Industri Cetak 3 Dimensi (3D-Printing) dan Diseminasi Hasil Grand Riset Sawit Tahun 2025 pada 8 Desember silam yang dihadiri oleh mitra industri dan Civitas Academica Polimedia.

Dr. Novitri Hastuti, M.Hut, anggota peneliti yang merupakan mitra BRIN menyampaikan, pemanfaatan TKKS sebagai material biokomposit untuk filament 3D dapat bukan hanya meningkatkan nilai tambah limbah biomassa, namun juga peluang baru bagi industri teknologi berbasis material lokal.

Dr. Handika Rahmayati, M.Si

“Kami berharap hasil riset ini dapat diadopsi lebih luas oleh ekosistem industri sehingga memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga lingkungan,” ujarnya.

Produk Dalam Negeri Ramah Lingkungan

Pengembangan filament 3D berbahan biokomposit TKKS merupakan langkah strategis Polimedia dalam mendorong konsep keberlanjutan dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah perkebunan kelapa sawit, yang selama ini kerap menjadi tantangan lingkungan, Tim Peneliti Polimedia berhasil mengubahnya menjadi material bernilai tinggi, sekaligus mengurangi jejak karbon dari proses produksi.

Dalam progres penelitian, Tim Peneliti Polimedia menerapkan delapan tahapan yaitu Pembuatan Filamen, Karakterisasi Fisik, Karaterisasi Mekanik, Karakterisasi Morfologi (SEM), Uji Biodegradasi, Uji Kekerasan, Karakteristik Kimia dan Termal, dan terakhir Capaian Progres. Adapun kesimpulan penelitian ini filamen biokomposit berbahan dasar PLA dan serat TKKS ini berhasil dibuat melalui proses ekstrusi dengan suhu 1350C dan kecepatan 850. Filamen ini juga dihasilkan memiliki warna alami dan sifat mekanik yang dipengaruhi proporsi TKKS, sehingga berpotensi digunakan untuk kemasan dan produksi skala masal.

Sementara itu, Nurul Akmalia, anggota Tim Penelitia menyebutkan, melalui riset ini Polimedia ingin menunjukan komitmennya dalam mendorong inovasi berbasis keberlanjutan melalui Grant Riset Sawit 2025. Adapun hilirasi penelitian ini dirasa berpeluang menghasilkan produk dalam negeri yang dibutuhkan sektor manufaktur.

Eric Rudolf Thedjasurya, mitra industri dari PT Evolusi Kreasi Indonesia menyampaikan apresiasi atas inovasi yang dihasilkan oleh Tim Peneliti Polimedia. Eric menilai, pemanfaatan TKKS sebagai filamen 3D printing tidak hanya memberi nilai tambah pada limbah perkebunan, tetapi juga sejalan dengan tren global menuju material ramah lingkungan.

Melalui penelitian ini, Eric juga berharap agar filament 3D biokomposit hasil Polimedia dapat segera masuk ke pasar dan mendukung kebutuhkan dalam negeri. Tentunya dengan memperhatikan beberapa aspek mulai dari stabilitas harga, ketahanan produk, dan kualitas.

“Filament 3D Printing Polimedia ini memiliki potensi karena punya spesifikasi market go green dan recycling, Harapannya tentu bisa terjangkau dan spesifikasi kualitas sesuai dengan kebutuhan manufaktur,” ujarnya.

Tim peneliti kini juga tengah melakukan uji lebih lanjut untuk memastikan kestabilan, kekuatan mekanik, serta kesesuaian filamen dengan berbagai 3D. Dalam tahap selanjutnya, Polimedia berencana menggandeng mitra industri guna melakukan produksi.  Penelitian ini, berlangsung selama dua tahun yakni 2025-2026 yang didanai oleh Grant Riset Sawit, program penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit yang dikembangkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!