SOLO,MENARA62.COM – Tim pengabdian masyarakat dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kegiatan penyuluhan bertajuk “Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam dan Pentingnya Program Komunitas Empati” di Aula Kiroati, Sekolah Lukmanulhakeem, Moeang Yala District, Provinsi Yala, Thailand.
Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama antara UMS dengan Muhammadiyah Association of Thailand dalam upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental bagi siswa dan tenaga pendidik di wilayah tersebut.
Tim pengabdian terdiri dari dosen Pendidikan Akuntansi dan Psikologi UMS, yakni Surya Jatmika, M.Pd., Dr. Moch. Chairil Asmawan, M.Pd., dan Fiska Puspa Arinda, M.Psi., Psikolog. Selain itu, turut serta Hanifah Tria Intan Jelita, mahasiswa Prodi Pendidikan Akuntansi UMS, yang membantu dalam pelaksanaan kegiatan.
“Dalam penyuluhan ini, tim memperkenalkan program Komunitas Empati sebagai strategi membangun kepedulian sosial di lingkungan sekolah. Konsep ini mendorong siswa dan guru untuk saling mendukung dalam menghadapi tantangan psikologis serta membangun iklim belajar yang lebih harmonis dan inklusif,” ungkap Surya Jatmika, Ahad (2/3/2025).
Kegiatan pengabdian ini dirancang dengan pendekatan interaktif. Selain penyampaian materi, dilakukan sesi diskusi dan tanya jawab yang memungkinkan peserta untuk berbagi pengalaman serta mendapatkan solusi dari para ahli.
Menariknya, sesi penyuluhan juga disisipi dengan lagu Obat Hati sebagai bentuk pengingat spiritual dalam cara-cara menjaga kesehatan mental. Lagu ini dipilih karena memiliki pesan mendalam tentang pentingnya ketenangan batin, keikhlasan, dan bersandar kepada Allah dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan.
Kegiatan ini dihadiri oleh 30 peserta yang terdiri dari guru dan siswa sekolah Lukmanulhakeem. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi selama sesi berlangsung.
Materi penyuluhan disampaikan oleh Surya Jatmika, M.Pd., yang menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dalam perspektif Islam. Ia menjelaskan bahwa Islam sangat memperhatikan kesejahteraan jiwa, termasuk dalam menghadapi tekanan hidup, kecemasan, dan stres.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental adalah dengan memperkuat hubungan spiritual, membangun lingkungan yang mendukung, serta menerapkan program berbasis empati dalam komunitas pendidikan.
Salah satu peserta, seorang guru di sekolah tersebut, Haji Umar menyampaikan kesannya terhadap penyuluhan ini.
“Materinya sangat bermanfaat dan membuka wawasan kami tentang pentingnya kesehatan mental dalam Islam. Kami berharap ada pelatihan lanjutan yang lebih mendalam agar kami dapat mengimplementasikan program ini di sekolah,” ujarnya.
Berdasarkan testimoni peserta, materi yang disampaikan relevan dengan kondisi yang mereka hadapi sehari-hari.
Keberhasilan program pengabdian yang dilakukan pada Senin (24/2/2025), diharapkan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, khususnya bagi siswa dan tenaga pendidik di Thailand.
Dengan adanya kerja sama antara UMS dan Muhammadiyah Association of Thailand, diharapkan akan ada program lanjutan yang dapat memperkuat dukungan terhadap kesehatan mental di komunitas pendidikan di wilayah ini. (*)