SOLO, MENARA62.COM – Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, melalui tim program Pengabdian Kepada Masyarakat Penerapan Teknologi Tepat Guna (PKM-TTG), merancang pemanfaatan teknologi freeze drying dalam rangka pengembangan formula produk kesehatan mata.
Berpartner dengan Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) di Boyolali, Jawa Tengah, yang berkomitmen untuk memproduksi produk kesehatan, khususnya berbasis herbal, yang bermutu dan aman untuk masyarakat.
Tim PKM-TTG yang merancang teknologi freeze drying ini diketuai oleh Wakil Dekan 1 Fakultas Farmasi UMS Dr., apt., Arifah Sri Wahyuni, M.Sc. , dan beranggotakan apt., Riza Maulana, M.Pharm.Sci. ; apt., Asti Arum Sari, M.Pharm.Sci., serta Devana Inaja Arifin.
Ketua PMK-TTG UMS melihat proses ekstraksi masih terkendala dalam mendapatkan senyawa beta karoten dengan jumlah yang memadai dan stabil. Melalui teknologi freeze drying, proses ekstraksi wortel sebagai sumber utama dalam produk kesehatan mata akan lebih efektif.
“Freeze drying merupakan salah satu metode yang dapat dimanfaatkan dalam proses pengeringan ekstrak. Metode ini menerapkan prinsip sublimasi dengan memanfaatkan tekanan yang besar. Hal ini memberikan keuntungan di mana pengurangan jumlah air dalam ekstrak dapat dilakukan pada suhu yang jauh lebih rendah dari titik didih air sehingga meminimalisir pemanasan,” terang Arifah Sri Wahyuni, Kamis (3/8).
Metode freeze drying dimanfaatkan oleh Arifah Sri Wahyuni dan tim sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan efektivitas ekstraksi senyawa beta karoten sehingga ekstrak wortel dapat tersari dengan maksimal. Selain itu, perubahan metode ekstraksi menjadi freeze drying juga memberikan keunggulan lain yaitu produk yang dihasilkan lebih stabil. Hal ini ditandai dengan tidak ada perubahan aroma, warna, dan aspek organoleptis lainnya karena minim pemanasan saat proses ekstraksi.
Selama ini, metode ekstraksi beta karoten yang banyak digunakan adalah maserasi dan sokletasi. Menurutnya ketua tim, metode maserasi memiliki kekurangan yaitu membutuhkan jumlah pelarut yang banyak sehingga akan berdampak juga pada waktu ekstraksi yang semakin lama. Sementara itu, metode sokletasi menggunakan suhu tinggi yang berpotensi menyebabkan penurunan yang signifikan terhadap kandungan beta karoten yang didapatkan.
Arifah Sri Wahyuni menyebutkan bahwa Tim PKM-TTG UMS menargetkan bisa mendapatkan kandungan beta karoten yang tinggi dari proses ekstraksi.
“Pertimbangan efisiensi produksi dengan jumlah kandungan beta karoten yang tinggi dalam produk menjadi target yang ingin dicapai agar dapat menghasilkan kualitas produk yang lebih baik. Pertimbangan lainnya juga meningkatkan stabilitas produk yang mengandung beta karoten dalam masa penyimpanan, yang mana merupakan salah satu indikator produk yang bermutu,” ungkapnya.
Program PKM-TTG ini direncanakan berjalan dalam kurun waktu satu tahun dan saat ini berstatus on going. Secara umum, program ini memiliki misi agar dapat menjadi penghubung antara perguruan tinggi dengan mitra demi menghasilkan produk yang bermutu sesuai dengan kebutuhan pasar, yang mana dalam kasus ini adalah ide pemanfaatan metode ekstraksi freeze drying dalam meningkatkan produksi senyawa beta karoten dari ekstrak wortel. (*)