SOLO, MENARA62.COM – Sejak lima tahun terakhir, artikel ilmiah yang dipublikasikan di jurnal menjadi salah satu luaran wajib kegiatan pengabdian masyarakat. Menyikapi kebijakan tersebut, Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) Universitas Muhammadiyah Surakarta menggelar kegiatan pelatihan penulisan artikel jurnal pada Kamis (10/8). Acara yang dilaksanakan di aula Pascasarjana UMS ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta dari berbagai fakultas. Dalam pelatihan tersebut, hadir Agus Triyono dan Agus Dwi Anggono sebagai narasumber.
Dalam paparannya, Agus Triyono menjelaskan bahwa pada dasarnya menulis artikel hasil pengabdian tidak jauh berbeda dengan artikel hasil penelitian. Banyak penulis yang melakukan kesalahan karena tidak mengikuti panduan penulisan jurnal terkait. Akibatnya, artikel yang dikirimkan ditolak oleh editor. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa setidaknya terdapat 8 elemen utama dalam artikel yakni identitas, abstrak, pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan, simpulan, persantunan dan daftar pustaka.
Dalam penulisan judul, Agus yang juga Ketua Editor Warta LPM menyarankan agar penulis tidak menggunakan kata pelatihan, sosialisasi, penyuluhan dan kegiatan sejenisnya. “Sebaiknya hindari kata pelatihan, sosialisasi dan sejenisnya yang merupakan metode pelaksanaan. Penulis bisa mengganti dengan pengembangan, peningkatan kualitas, penguatan dll yang menggambarkan tujuan pengabdian,” saran Agus.
Pada kesempatan yang sama, Agus Dwi Anggono mengungkapkan bahwa dalam pendahuluan, seorang penulis harus mampu menjelaskan analisa situasi dengan baik. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan observasi, diskusi dengan mitra serta mengambil dari data pendukung. Pria yang akrab dipanggil Ada ini menambahkan bahwa agar kualitas artikel yang dihasilkan baik, penulis bisa menggunakan beberapa fitur yang tersedia secara online. “Saat ini terdapat beberapa website yang bisa diakses untuk menghasilkan artikel yang baik. Penulis bisa menggunakan Good Sentences, Grammarly serta Quillbot. Untuk pengecekan plagiasi, Turnitin yang sudah dilanggan oleh perpustakaan kampus bisa dimanfaatkan,” ungkap Ada.
Salah satu peserta kegiatan, Murfi’ah dari FKIP menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan ini memberikan wawasan baru dalam bidang penulisan artikel ilmiah hasil pengabdian. “Setelah mengikuti pelatihan ini saya jadi paham mengapa artikel pengabdian yang pernah saya submit ditolak oleh Editor. Ternyata dulu saya masih belum bisa membedakan dengan baik antara laporan dengan artikel ilmiah,” tuturnya. Ia berharap acara seperti ini diadakan secara rutin agar kualitas artikel hasil pengabdian dosen UMS semakin meningkat. (*)